Thursday 23 October 2014

Kaitan Islam dan Iman



A. KAITAN ISLAM DAN IMAN

Kalau kita berbicara soal Islam, sedikit banyak akan menyinggung masalah iman. Kenapa? Karena umumnya hitam putih keislaman seseorang selalu diukur dari kadar keimanannya. Itulah sebabnya dalam masyarakat kita ada sebutan, Islam abangan yang lebih dikenal dengan Islam hanya di KTP saja, tanpa melaksanakan ajaran Islam.

Jika begitu, apa kaitan Islam dengan Iman?

Pada hakekatnya iman dan Islam merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Abul A’la Maududi menulis dalam bukunya, To wards Understanding Islam, hal 24: "Hubungan antara Islam dengan iman adalah laksana hubungan antara pohon dengan akarnya. Sebagaimana pohon tidak dapat tumbuh tanpa akarnya. Demikian pula, mustahil seseorang menjadi muslim tanpa memiliki kepercayaan".

Prof. Mahmud Syaltut, mantan rektor Al-Azhar, Mesir memberikan perurnpamaan, bahwa Islam seperti bangunan suatu gedung, sedangkan iman adalah pondasinya. Ia katakan: "Islam ialah

pokok yang tumbuh di atas peraturan-peraturan (Syari’ah Islam). Syari’ah itu ditumbuhkan oleh kepercayaan. Dengan demikian tidaklah terdapat syari’ah dalam Islam melainkan dengan adanya kepercayaan, seperti syari’ah itu tidak mungkin berkembang melainkan di bawah naungan kepercayaan. Kesimpulanya, syari’ah tanpa kepercayaan adalah laksana bangunan yang tinggi tanpa pondasi/dasar." (Al Islam, Aqiedah wa Syari’ah, him.13).

Dari kedua pendapat di atas, jelaslah bahwa iman merupakan masalah yang mendasar dalam Islam. Hal ini bisa kita simak dalam sejarah kemunculan Islam, bahwa Rosulullah saw. selalu memulai kegiatan dakwahnya dengan menanamkan soal keimanan/ kepercayaan. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah, sebelum Nabi saw. hijrah ke Madinah, hampir seluruhnya berkaitan dengan soal kepercayaan.




B. RUKUN IMAN

Apakah iman itu? Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Iman itu adalah engkan percaya kapada (Rukun Iman yang enam): 1) Allah SWT; 2) Malaikat-malaikat-Nya; 3) Kitab-kitab-Nya; 4) Rosul-rosul-Nya; 5) Hari kemudian; dan 6) Takdir yang di gariskan-Nya" (HR. Muslim) Ditegaskan dalam Al-Qur’an: "Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat- Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya."(QS. A/An-Nisa: 136)

Berikut kami uraikan keenam rukun iman tersebut.

1. Iman kepada Allah SWT.

Uniat Islam wajib mempercayai sepenuhnya tentang adanya Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, pencipta sekaligus penguasa tunggal alam semesta, pemilik segala keagungan dan kesempurnaan.

Apa buktinya bahwa Tuhan itu Maha Esa? Untuk menjawab pertanyaan ini para ulama kalam mengetengahkan dalil yang dinamai dalil "tolak belakang" - dalam istilah aslinya disebut dalil "At-TamanuYakni apabila ada beberapa Tuhan (andai ada dua Tuhan), pasti akan menjadi bentrokan antar keduanya. Dan bisa dipastikan, masing-masing Tuhan ingin mengalahkan Tuhan yang lain. Akibatnya apabila Tuhan yang satu, misalnya, berkehendak menciptakan alarn semesta, sedangkan yang lain tidak, apa yang bakal terjadi? Bencana!

Timbul pertanyaan: apakah tidak mungkin kedua Tuhan itu berdamai dan bekerja sama dalam mewujudkan alam? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Maturidi, seorang ulama kalam terkenal, bahwa kalau di antara Tuhan-Tuhan itu terjadi perdamaian kemudian kerja sama mewujudkan alam, hal itu menunjukkan betapa lemah dan betapa bodohnya tuhan-tuhan tersebut. Berarti juga, mereka tidak berbeda dengan manusia yang saling berkerjasama untuk mewujudkan suatu bangunan.

Dampak positif dari Iman kepada Allah SWT dalam kehidupan manusia, menurut seorang pemikir Islam terkemuka dari Pakistan, Abul A’la Maududi adalah:


menghilangkan pandangan yang sempit dan licik;
menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu pada harga diri;
menumbuhkan sifat rendah hati, sikap damai, dan ikhlas;
membentuk manusia berbudi luhur, dan kesatria;
menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap masalah;
berpendirian teguh, sabar, tab ah, dan penuh optimis; dan
menjadikan manusia patuh pada segala peraturan Tuhan.





2. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya.

Allah memiliki makhluk gaib yang selalu bersujud dan bertasbih kepada-Nya sepanjang waktu, tanpa mengenal lelah, yakni para malaikat. Mereka juga taat dan setia menjalankan segala tugas dari Allah SWT "Dan segala yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk yang bergerak (bernyawa) dan juga para malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)." (QS. 16/An-Nahl: 49-50). (bacalah bab:Malaikat).

3. Iman kepada Kitab-kitab AllahSWT

Allah SWT mewahyukan ajaran-ajaran-Nya kapada para nabi dan rosul melalui Malaikat Jibril(Ruhul Qudus). Wahyu-wahyu dari Allah SWT itu dihimpun dalam bentuk suhuf (semacam brosur-brosur kecil), dan kitab. Nabi yang mempunyai suhuf, antara lain Nabi Adam as. dan Syist. Sedangkan nabi/rosul yang mempunyai kitab ialah Nabi Musa as. (kitabnya bernama Taurat), Nabi Dawud as. (Zabur), Nabi Isa as. (Injil), dan Nabi Muhammad saw. (Al-Qur’an).

Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT kita wajib percaya sepenuhnya bahwa suhuf-suhuf dan kitab-kitab tersebut benar-benar himpunan firman Allah SWT. bukan karangan para Nabi itu sendiri. (bacalah bab Kitab-Kitab Suci Terdahulu dan bab: Kitab Suci Al-Qur’an)

4. Percaya kepada Rosul-rosul Allah SWT

Untuk membimbing umat manusia menuju ajaran yang benar, Allah SWT menetapkan manusia-manusia pilihan sebagai utusan-Nya. Mereka adalah nabi dan rosul-Nya. "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. 34/ Saba’: 28). Jumlah nabi dan rosul yang perlu diketahui oleh umat Islam adalah 25 orang - mulai dari Nabi Adam as. sampai Nabi Muhammad saw. (bacalah bab: Nabi & Rosul dan babMuhammac; Rosuhdlah saw.)

5. Iman kepada Hari Kiamat

Kita harus percaya bahwa kehidupan di dunia ini hany; sementara, sedangkan kehidupan yang kekal adalah di alan akhirat kelak. Nah sebagai tanda perpindahan kehidupan uma manusia dari alam dunia ke alam akhirat, Allah menetapkai adanya hari kiamat, yakni hari berakhirnya kehidupan di dunk "Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda aka datangnya hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentan (kiamat) itu, dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus." (QS. 43/A; Zukhrufi 61)




Kapankah Hari Kiamat tiba?

Hanya Allah SWT yang mengetahui. Nabi Muhammad Rosulullah saw. sendiri hanya mengetahui tanda-tanda menjelang kedatangan hari kiamat. Yang jelas, pada hari kiamat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini hancur binasa, setelah itu para mahluk hidup yang telah mati dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. (bacalah bab: Hari Kiamat)

6. Iman kepada Qodho dan Qodar.

Kita wajib percaya sepenuhnya bahwa dalam menciptakan umat manusia, Allah SWT menetapkan juga usia, rezeki, dan jodohnya. Jadi segala sesuatu yang baik atau yang buruk datangnya dari Allah SWT. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini dari sisi Allah", dan apabila mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, "Ini dari engkau (Muhammad)." Katakanlah, “semuanya (datang) dari sisi Allah." (QS. 4/An-Nisa: 78). Akan tetapi Allah SWT. sendiri mendorong manusia untuk tidak menyerah begitu saja kepada takdir. " Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri." (QS. 13/Ar-Ro’du: 11) Maksudnya adalah Allah SWT tidak akan mengubah keadaan manusia, selama mereka tidak mengubah sebab-sebab kemunduran mereka.

No comments:

Post a Comment