Tuesday 17 October 2017

BISMILLAHIL 'ALIYYIL 'ADZIMIR ROHMANIR ROHIMI BI 'IZZATI BARHATIHIN 2 X, KARIRIN 2 X, TATLIHIN 2 X, TOURONIN 2 X, MAZZALIN 2X, BAZZALIN 2X, TARQOBIN 2X, BARHASYIN 2X, GHOLMASYIN 2 X, KHUTIRIN 2 X, QOLNAHUDIN 2 X, BARSYANIN 2 X, KADZHIRIN 2X, NAMUSYALAKHIN 2 X, BARHAYULAN 2 X, BASKAYLAKHIN 2 X, QOZMAZIN 2 X, ANGOLULAYTIN 2X, QOBROTIN 2X, GHOYAHA 2 X, KAYDAHULA 2X, SYAMKHOHIRIN 2 X, SYAMKHOOHIIRIN 2 X, SYAMHAAHIRIN 2X, SYAMHAHIIRIN 2 X, BIKAHTUNAYHIN 2 X, BASYARISYIN 2 X, TUNISYIN 2X, NAMUKHIN 2X, SYAMKHO HUWA BARUKHIN 2 X, NURUN 2 X, SUBBUHUN 2 X, QUDDUSUN 2 X, ROBBANA WA ROBBUL MALAIKATI WAR RUHI AJIIBUU AYYUHAL ARWAHAR RUHANIYYATI BIHAQQI HADZAL 'AHDIS SYARIFI ALAIKUM WA TO'ATUHU LADAYKUM WA AWFUU BI 'AHDILLAHI IDZA 'AHADTUM WA LA TANQUDUUL AYMANA BA'DA TAUKIDIHA WA QOD JA'ALTUMULLOHA 'ALAIKUM KAFIILA INNALLOHA YA'LAMU MA TAF'ALUUNA, FA MAN NAKSA FA INNAMA YANKUSU 'ALA NAFSIHI WA MAN AWFA BIMA 'AHADA ALAIHULLOHA FA SAYU'TIHI AJRON 'ADZIMA , AYNAMA TAKUNUU YA'TI BIKUMULLOHU JAMI'AN INNALLOHA A'LA KULLI SAY IN QODIRUN WA HUWA 'ALA JAM'IHIM IDZA YASYA U QODIRUN IN KANAT ILLA SOYHATAN WAHIDATAN FA IDZA HUM JAMII'IL LADAYNA MUHDORUN AJIIBUU YA MA'ASIROL ARWAHIR RUHANIYYATI WAL MULUKIL KIROMIT TOHIROTIZ ZAKIYYATI WAL ASKHOSIL JAWHARIYYATI WAL ASBAHIN NURONIYYATI IHBITUU 'ALAL MULUKIL ARDIYYATI WA TAWAKKALUU BI JALBIL MANAFI'I ILAYYA WA DAF'IL MADORI ANNI WA AMMAN TUHITU BIHI SYAFQOTI BI HAQQI ISMILLAHIL ADZIMIL A'DZOMI ALLADZI AWWALUHU ALIN WA AKHIRUHU ALIN WA HUWA ALIN SYAL'IN YA'WIN YAUBAYHIN, BAYHIN, YAHIN YAHIN AYAHIN AYAHIN AHIN AHIN AHIN AHIN WAHIN WAHIN BITAKHIN BITAKFALIN BI SO'YIN KA'YIN YA'YIN MAMYALIN MUTI'IN LAKA YA ALIN MA A'DZOMA ISMUKA RUHUN WA 'ASOHU ILLA WA QOSSOT JANAHAHU WA SO'IQO WAKHTAROQO IS'IQ YA ALIN JALLA ZARYALIN WA DZARYALIN AHTARIQU MAN 'ASO ISMAKA YA ALLOHU AQSAMTU WA 'AZAMTU ALAIKUM BI 'ALIMIL GHOYBI WAS SAHADATIL KABIRI L MUTA'ALI WA BIL ISMILLADZI TA'AHADTUM BIHI INDA BABIL HAYKALIL KABIRI WA HUWA BA'LASYAQOSYIN 2 X, MAHROQOSYIN 2 X, AQSYAMAQOSYIN 2 X, SYAQMUNAHASYIN 2 X, WA MAN YU'RID AN DZIKRI ROBBIHI YASLUKHU 'AZABAN SO'ADA WA BIHAQQI AHYAN SYAROHIYAN BAROHIYAN ADUNAYA ASBAUTI ALI SYADAYA WA BISIRRI BATODIN AJHAZATIN FALA UQSIMU BI MAWAQI'IN NUJUMI WA INNAHU LA QOSAMUL LAUTA'LAMUUNA ADZIMUN INNAHU MIN SULAIMANA WA INNAHU BISMILLAHIRROHMANIRROHIMI ALLA TA'LUU 'ALYYA WA'TUNII MUSLIMIINA MASRU'IINA TOI'IINA LI ASMAILLAHI ROBBIL 'ALAMINA WA MAN YUZIG MINHUM AN AMRINA UDZIQHU MIN 'ADZABIS SA'IRI YA QOUMANA AJIIBU DA'IYALOHI WA AMINUU BIHI YAGFIR LAKUM MIN DZUNUBIKUM WA YUJIRKUM MIN ADZABIN ALIIMIN WA MAN LA YUJIB DAIYALLOHI FA LAYSA BI MU'JIZIN FIL ARDI WA LAYSA LAHU MIN DUUNIHI AULIAI ULAIKA FI DOLALIN MUBIININ WA KHUSIRO LISULAIMANA JUNUDUHU MINAL JINNI WAL INSI WAT TOYRI FAHUM YU JA'UUNA WA HASARNAHUM FA LAM NUGODIR MIN HUM AHADA WA QOLUU SAMI'NA WA ATO'NA GUFRONAKA ROBBANA WA ILAIKAL MASIRU HAYYAN HAYYAN ALUHAN ALUHAN AL AJALU AL AJALU AS SA'ATU AS SA'ATU BAROKALLOHU FIKUM WA ALAIKUM.

Friday 7 July 2017

Doa Hari Jumat


Doa Hari Jumat


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ ِللهِ اْلأَوَّلِ قَبْلَ اْلإِنْشَاءِ وَ اْلإِحْيَاءِ, وَ اْلآخِرِ بَعْدَ فَنَاءِ اْلأَشْيَاءِ, اَلْعَلِيْمِ الَّذِي لاَ يَنْسَى مَنْ ذَكَرَهُ, وَ لاَ يَنْقُصُ مَنْ شَكَرَهُ, وَ لاَ يَخِيْبُ مَنْ دَعَاهُ, وَ لاَ يَقْطَعُ رَجَاءَ مَنْ رَجَاهُ
Bismillâhir rahmânir rahîm. Alhamdu lillâhil awwali qabla insyâ`i wal ihyâ`, wal ãkhiri ba‘da fanâ`il asy-yâ`, al-‘alîmil ladzî lâ yansâ man dzakarah, walâ yanqushu man syakarah, walâ yakhîbu man da‘âh, walâ yaqtha‘u rajâ`a man rajâh. 

Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah yang awwal sebelum menciptakan dan menghidupkan, dan yang akhir setelah sirna segala sesuatu, yang maha tahu yang tidak melupakan orang yang mengingat-Nya, tidak mengurangi orang yang syukur kepada-Nya, tidak menghampakan orang yang berdoa kepada-Nya dan tidak memutuskan harapan orang yang berharap kepada-Nya. 

اللَّهُمَّ إِنِّي أُشْهِدُكَ وَ كَفَى بِكَ شَهِيْدًا, وَ أُشْهِدُ جَمِيْعَ مَلاَئِكَتِكَ وَ سُكَّانَ سَمَاوَاتِكَ وَ حَمَلَةَ عَرْشِكَ, وَ مَنْ بَعَثْتَ مِنْ أَنْبِيَائِكَ وَ رُسُلِكَ, وَ أَنْشَأْتَ مِنْ أَصْنَافِ خَلْقِكَ, أَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحَدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ, وَ لاَ عَدِيْلَ وَ لاَ خُلْفَ لِقَوْلِكَ وَ لاَ تَبْدِيْلَ, وَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ عَبْدُكَ وَ رَسُولُكَ, أَدَّى مَا حَمَّلْتَهُ إِلَى الْعِبَادِ, وَ جَاهَدَ فِي اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ حَقَّ الْجِهَادِ, وَ أَنَّهُ بَشَّرَ بِمَا هُوَ حَقٌّ مِنَ الثَّوَابِ, وَ أَنْذَرَ بِمَا هُوَ صِدْقٌ مِنَ الْعِقَابِ
Allâhumma innî usyhiduka wa kafâ bika syahîdâ, wa usyhidu jamî‘a malâ`ikatika wa sukkâna samâwâtika wa hamalata ‘arsyika, wa man ba‘atsta min anbiyâ`ika wa rusulik, wa ansya`ta min ashnâfi khalqik, annî asyhadu annaka antallâhu lâ ilâha illâ anta wahdaka lâ syarîka lak, walâ ‘adîla wa lâ khulfa liqaulika walâ tabdîl, wa anna muhammadan shallallâhu ‘alaihi wa ãlihi ‘abduka wa rasûluk, addâ mâ hammaltahu ilal ‘ibâd, wa jâhada fillâhi haqqal jihâd, wa annahu basysyara bimâ huwa haqqun minats tsawâb, wa andzara bimâ huwa shidqun minal ‘iqâb. 

Ya Allah, sesungguhnya aku persaksikan kepada-Mu dan cukuplah Engkau sebagai saksi, aku persaksikan kepada para malaikat-Mu, para penghuni langit-Mu, para pemikul 'arsy-Mu, para nabi dan para rasûl yang Engkau bangkitkan dan seluruh makhluk yang Engkau ciptakan, aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah tidak ada tuhan selain-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, tidak penyimpangan, tidak ada pergantian dan perubahan bagi firman-Mu, dan bahwa Muhammad saw adalah hamba dan Rasûl-Mu, dia telah tunaikan amanah yang Engkau pikulkan atasnya kepada seluruh hamba, dia telah berjihad pada (jalan) Allah 'azza wa jalla dengan sebenar-benarnya, dia telah sampaikan kabar gembira dengan pahala yang benar, dan dia telah berikan peringatan dengan siksa yang benar. 

اللَّهُمَّ ثَبِّتْنِي عَلَى دِيْنِكَ مَا أَحْيَيْتَنِي, وَ لاَ تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي, وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ, صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ, وَ اجْعَلْنِي مِنْ أَتْبَاعِهِ وَ شِيْعَتِهِ, وَ احْشُرْنِي فِي زُمْرَتِهِ, وَ وَفِّقْنِي ِلأَدَاءِ فَرْضِ الْجُمُعَاتِ, وَ مَا أَوْجَبْتَ عَلَيَّ فِيْهَا مِنَ الطَّاعَاتِ, وَ قَسَمْتَ ِلأَهْلِهَا مِنَ الْعَطَاءِ فِي يَوْمِ الْجَزَاءِ, إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Allâhumma tsabbitnî ‘alâ dînika mâ ahyaitanî, walâ tuzigh qalbî ba‘da idz hadaitanî, wa hab lî min ladunka rahmatan innaka antal wahhâb, shalli ‘alâ muhammadin wa ‘alâ ãli muhammad, waj‘alnî min atbâ‘ihi wa syî‘atih, wahsyurnî fî zumratih, wa waffiqnî li`adâ`i fardhil jumu‘ât, wa mâ aujabta ‘alayya fîhâ minath thâ‘ât, wa qasamta li`ahlihâ minal ‘athâ`i fî yaumil jazâ`, innaka antal ‘azîzul hakîm. 

Ya Allah, teguhkanlah aku di dalam ajaran-Mu selama Engkau hidupkan aku, janganlah Engkau gelincirkan aku setelah Engkau tunjuki aku, berikanlah kepadaku rahmat dari sisi-Mu, curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, dan jadikanlah aku di antara pengikut dan syî‘ah -nya, kumpulkan aku di dalam rombongannya, dan mudahkanlah aku untuk menunaikan kewajiban-kewajiban hari Jumat dan ketaatan yang Engkau wajibkan atasku padanya, dan Engkau bagikan pemberian kepada ahlinya pada hari pembalasan, sungguh Engkau maha perkasa lagi maha bijaksana.

Wednesday 24 June 2015

WASIAT BERTAQWA KEPADA ALLAH



Wahai anakku, sesungguhnya Rabbmu mengetahui apa yang tersimpan dalam hatimu, semua yang di ucapkan oleh lisanmu dan melihat seluruh perbuatanmu. Karena itu bertaqwalah pada Allah Yang Maha Agung.

Wahai anakku, hindarilah olehmu jangan sampai Allah tidak ridla dengan perbuatanmu. Hidarilah olehmu jangan sampai Rabbmu yg telah menciptakanmu, memberimu rezki dan akal yang sehat sehingga engkau dapat mengamalkannya dalam hidup dan kehidupan itu murka kepadamu. Bagaimanakah perasaanmu bila engkau berbuat sesuatu yang dilarang oleh orang tuamu, sedangkan orang tuamu melihat pebuatan itu? Tidakkah engkau takut keduanya memarahimu? hendaklah perbuatanmu terhadap Allah pun demikian. karena Allah selalu memperhatikan segala perbuatanmu, walau engkau tidak melihat-Nya. Jangan sekal-ikali engkau mengingkari perintah Allah dan jangan engkau melakukan sesuatu yang dilarang-Nya.

Wahai anakku, sesungguhnya ancaman dan siksa Rabbnu sangat keras dan berat. Karena itu takutlah engkau anakku, takutlah pada murka rabbmu jangan sampai sifat “Halim” (kebijakan) Allah membujuk dirimu. “Sesungguhnya Allah menangguhkan siksanya pada orang yang zalim sampai dengan Allah menyiksanya, sehingga dia tidak dapat lepas dari adzab yang pedih.” (Hadis ini “Syarif” diriwatkan oleh Bhukhari, Muslim, Tirmizi, dan Ibnu Majah dari Abi Musa Al-Asy’ari dari Nabi saw.).

Wahai anakku, sesungguhnya dalam taat pada Allah itu terdapat kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat di dicapai, kecuali dengan berulangkali menghadapi cobaan. Karena itu anakku, taatlah kepada Rabbu dengan sikap tabah menghadapi cobaan, agar engkau mendapat kenikmatan dalam beribadah dan kebahagiaan dalam taqwa pada Allah, sehingga engkau dapat mengetahui dan merasakan keiklasanku dalam menasehatimu.

Wahai anaku, sungguh pada mulanya akan kau dapati perasaan berat untuk taat pada Allah. Tabah dan sabarlah menghadapi hal itu, sehingga ketaatanmu pada Allah mejadi suatu kebiasaan yang engkau lakukan dengan penuh kesadaran.

Wahai anakku, mawas dirilah ketika engkau berada dibangku sekolah kala engkau belajar, membaca dan menulis. Dianjurkan padamu agar menghafal Al Qur’anul Karim. Apakah engkau tidak merasa malu di sekolah dan dihadapan gurumu bila engkau tidak mematuhi tata tertib, padahal dirimu dituntut untuk itu. Karena itu ingat lah! Pada hari ini engkau telah mengetahui keutamaan dalam menuntut ilmu dan engkau telah tahu bahwa gurumu adalah orang yang selalu berusaha bagi kemaslahatan (kebaikan) dirimu.

Wahai anakku, dengar dan perhatikan nasihatku, sabarlah dalam taat kepada Allah, seperti kesabaranmu dalam belajar disekolah. Suatu saat engkau akan mengetahui faedah nasihat ini dan akan jelas suatu kau rasakan bila dirimu mendapat pertolongan Allah untuk melaksanakan nasihat-nasihat gurumu.

Wahai anakku, janganlah kau mengira bahwa bertakwa kepada Allah cukup dengan sholat, shaum (dibulan Ramadhan) dan ibadah-ibadah sejenisnya saja. Sesungguhnya taqwa pada Allah itu mencakup segala hal. Sebab itu bertaqwalah kepada Allah dalam beribadah pada Robbmu, jangan sekali-kali engkau mengingkari dalam bergaul dengsn teman-temanmu, jangan sampai menyakiti hati mereka. Bertaqwalah pada Allah dalam menegakkan Dien-mu, jangan sekali-kali engkau khianati ketentuan Allah dan pertahankanlah jangan samai Dien-mu dikuwasai musuh. Bertakwalah pada Allah, jangan menunda-nunda ibadah dikala sehatmu dan jangan hiasi dirimu kecuali Ahlaqul Karimah (akhlaq yang mulia).

Wahai anakku, Rasullah saw. telah bersabda: “Bertaqwalah pada Allah dimana saja engkau berada, ikutilah segera perbuatan jelek (maksiat) dengan perbuatan baik (ibadah), maka ibadah itu akanmenghapus dosa dari maksiat. Dan berakhlaq baiklah dihadapan umat manusia.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim dari Abu Dzar dan Mu’adz bin Jabal).

Tuesday 12 May 2015

Syair Petuah Untuk Para Suami

Syair Petuah Untuk Para Suami

Sungguh elok titah ilahi
Angkat derajat para suami
Sebagai pemimpin para istri
Menuju bahagia yang hakiki
Untukmu kutulis petuah berharga
Jaga istrimu dari neraka
Titahkan berhijab dengan sempurna
Sholat fardu tak boleh lupa
Betapa celaka lelaki “dayyuts”
Biarkan wanita tiada berbungkus
Jadi pandangan lelaki rakus
Menghumbar birahi tiada putus
Hak-hak istrimu mohon tunaikan
Memberi nafkah jangan lalaikan
Rumah nan teduh coba wujudkan
Kain dan baju harap belikan
Berlemah lembut jadikan perangai
Rumah tanggamu niscaya kan damai
Aib istri segera tutupi
Salah dan khilaf mengapa tak ampuni
Baju kotormu dicuci dilipat
Anak-anakmu diasuh dirawat
Bekerja seharian hingga penat
Semua demi jaga amanat
Tidur malamnya sungguhlah sedikit
Menjaga sikecil menangis menjerit
Harta bendamu dijaga di irit
Agar dirimu tak jatuh pailit
Mengapa hatinya tega kau sakiti
Dengan lidahmu yang tajam bak belati
Bukankah salahnya hanya satu dua kali
Kau lupakan seluruh jasanya mengabdi
Setelah harta bendamu berlipat
Jabatan pun telah naik pangkat
“Daun muda”mulai memikat
Istri setiamu mulai didamprat
Habis manis sepah dibuang
Pendamping hidupmu mulai meriang
Janji “adilmu” tercampak dikeranjang
Anak istri rindu kemana kau menghilang
Sadarlah wahai suami budiman
Sungguh dahsyat siksaan Tuhan
Bagi lelaki tidak keruan
Lalai tugas amanah sia-siakan
Istri dicipta bukan tuk dipukul
Bekerja dipaksa uang dikumpul
Engkau berleha-leha tersenyum simpul
Mengapa akalmu menjadi tumpul
Inilah petuah yang kugubah
Pesan hidup agar bertuah
Ingatkan suami supaya berubah
Semoga mendung menjadi cerah.

Tuesday 30 December 2014

Kiat Agar Disenangi Kawan dan Disegani Lawan

Terus berbuat baik tanpa pernah menghitungnya Lakukan kebaikan layaknya menulis di atas pasir dan pahatlah di batu untuk setiap kesalahan yang kamu lakukan. Artinya, lupakan setiap kebaikan kimu kepada orang lain, tak perlu menghitung. Sikap seperti ini akan melatih keikhlasan, dan pada saat terbiasa, kamu akan merasakan arti puas yang sejati.


Merendahlah Agar Kamu Menjadi Tinggi Orang yang merendah justru banyak disenangi orang lain. Lain halnya dengan orang yang sombong, kerendahan hati merupakan perwujudan dari toleransi dan memiliki nilai yang tinggi. Kerendahan hati dan kedamaian saling bertautan. Percayalah pada diri sendiri, dan singkirkan keinginan untuk selalu ingin membuktikan pada orang lain.

Jagalah Kemurnian Tampilah ‘apa adanya’. Jadilah diri sendiri. Untuk memiliki daya tarik kita tidak perlu menjadi orang lain. Menjadi diri sendiri jauh lebih bernilai ketimbang kita selalu ingin tampil ‘seperti orang lain’.

Jadilah Orang Yang Penuh Minat Apa yang kamu katakan pada diri sendiri tentang kehidupan dan diri kamus endiri, dari hari ke hari, adalah efek yang luar biasa. Sepanjang waktu, lihatlah diri kamu sendiri sebagai pribadi yang menarik. Pertahankan perasaaan itu sejelas mungkin dalam pikiran. Dengan sendirinya, ‘alam’ akan menarik segala hal yang penting untuk menyempurnakan perasaan dan pandangan kamu itu. Jadilah orang yang selalu ceria, penuh harapan, dan buat dunia ini terpikat pada kamu!

Wajah Ceria Tertawa itu sehat. Buat wajah kamu selalu ceria. Saat kita tersenyum, otak akan bereaksi dan memproduksi endorphin (zat alami yang memindahkan rasa sakit). Selain itu, senyuman akan membuat kamu bias rileks. Senyuman juga akan menebarkan kegembiraan pada orang lain. Tekankan dalam pikiran, saat kamu bersama orang lain, bahwa senyuman dapat memperpendek ‘jarak’ antar orang lain.

Antusias dan Hasrat Dua hal ini merupakan ibu yang melahirkan sukses. Antusias dan hasrat dapat mendatangkan uang, kekuatan dan pengaruh. Hal besar tak akan dapat dicapai tanpa antusias. Yakin selalu pada apa yang kamu kerjakan. Kerjakan tiap pekerjaan kamu dengan penuh cinta. Masukan antusias dalam pribadi kamu, maka ia akan menciptakan hal yang luar biasa buat kamu.

Tata Krama Tingkah laku, kesopanan dan kebaikan bisa membuat orang lain percaya pada kita. Tata karma yang baik akan membuat orang lain merasa nyaman dengan kita. Tata karma merupakan sumber kesenangan, memberikan rasa aman, dan ini dilakukan dengan menunjukan penghormatan pada oran lain. Bersikap sopanlah pada setiap orang yang kamu kenal, tidak peduli status dan kedudukan mereka. Perlakukanlah setiap orang dengan tata krama.

Jadilah Pendengar Yang Baik
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas. Maka pendengar yang baik lebih mulia dari keduanya. Pendengar yang baik adalah orang yang disukai oleh semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Dengarkanlah dengan antusias dan jangan menilai atau menasihati kalau tidak diminta.

Usahakan Menyebut Nama Dengan Benar
Umumnya orang tidak suka bila namanya disebut salah atau sembarangan. Nama adalah milik berharga dan sangat pribadi. Kalau ragu tanyakan bagaimana melafalkan nama orang bersangkutan.

Bermurah Hatilah
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi, dan tidak kekurangan karena berbagi. Seorang bijak penah mengatakan ini.. maaf lupa namanya. “Orang bermurah hati berbuat baik untuk dirinya sendiri.” Orang yang bermurah hati lebih mudah diterima dan dihargai dibandingkan orang yang egois, pelit dan hanya ingin diberi.

Hindari Kebiasaan Mengkritik, Mencela dan Menganggap Remeh
Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa membuat orang lain mempertahankan harga diri dengan sikap yang tidak bersahabat. Umumnya orang tidak suka jika kelemahannya diketahui oleh orang lain.

Berbuatlah Apa Yang Orang Lain Ingin Perbuat Kepada Kita
Ini dia. Perlakuan apapun dari orang lain yang dapat menyukai hati itulah yang harus anda lakukan terlebih dahulu. Anda harus mulai melakukan inisiatif. Tidak gampang memulai tapi itulah yang harus kita lakukan agar orang lain melakukannya untuk kita.

Cintailah Diri Sendiri
Harus. Mencintai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya. Menyukai dan melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri, ini berbeda dengan egois yang selalu mementingkan diri sendiri. Atau egosentris yang selalau berpusat pada diri sendiri. Dengan menerima dan menyukai diri sendiri anda akan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain.

Pujian itu seperti air segar yang bisa menawarkan rasa haus manusia akan penghargaan. Dan kalau anda selalu siap membagikan air segar untuk orang lain. Anda berada pada posisi yang strategis untuk disukai orang lain. Bukalah mata lebar-lebar untuk melihat kebaikan-kebaikan pada diri orang lain. Lalu pujilah dengan setulus hati.

Tunjukkan dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya jangan membiarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakan maaf dan tepati janji. Serta bersikaplah ramah.

Dan hal lain yang menyebabkan kita berfikir bagaimana kita dapat menjadi orang yang menyenangkan bagi orang lain. Ada dua hal simple yang dapat menjawab hal itu, yaituapa yang orang lain butuhkan dan kita berusaha memberikan apa yang dia butuhkan.

“Apa yang orang lain butuhkan” di dalam pergaulan meskipun orang tersebut tidak mengatakan adalah penghargaan, perhatian, dan dukungan.

Penghargaan
Penghargaan ini merupakan hal yang sangat penting. Berikan penghargaan secara tulus dan sampaikan secara lugas sehingga membuat orang terkesan pada kita. Kunci dari penghargaan adalah “human being”, menjadikan orang lain pada tempat tertinggi. Berikan penghargaan ini kepada siapapun orangnya, karyawan, staff, atasan, guru, cleanning service, penjaga kantor, dan sebagainya.

Perhatian
Ketika kita berbicara dengan orang lain, hal yang dapat membuat kita bersemangat adalah perhatian. Sebaliknya juga berlaku pada lawan bicara kita. Jika orang lain menatap kita ketika kita berbicara, maka kita akan semakin bersemangat untuk berbicara tetapi jika orang lain menengok kanan kiri atau tidak melihat wajah kita, tentu kita akan merasa jengkel dan bahkan menghentikan pembicaraan.

Dukungan
Disini memberikan dukungan bukan berarti dengan material seperti uang atau barang-barang berharga tetapi dengan kata-kata. Suatu pujian dapat merupakan suatu dukungan ketika kita memberikan semangat kepada orang lain yang mungkin sedang patah hati, gagal dalam ujian, dan sebagainya. Dengan membangkitkan antusiasme orang lain merupakan hal yang penting, kita dapat mengikuti keinginan hati orang itu, alur berfikirnya serta mendukung dengan ungkapan yang positif.

100 Cara Untuk Bahagia Dunia dan Akhirat



Ada 100 cara agar manusia bisa bahagia, yang Insya Allah, baik di Dunia dan di Akherat.

01.Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02.Sabar apabila mendapat kesulitan;
03Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04.Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05.Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;

06.Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07.Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08.Jangan usil dengan kekayaan orang;
09.Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10.Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11.Jangan tamak kepada harta;
12.Jangan terlalu ambsi akan sesuatu kedudukan;
13.Jangan hancur karena kezaliman;
14.Jangan goyah karena fitnah;
15.Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16.Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17.Jangan sakiti hati ayah dan ibu;
18.Jangan usir orang yang meminta-minta;
19.Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21.Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22.Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23.Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24.Lakukan shalat fardhu di awal waktu berjamaah di masjid;
25.Biasakan shalat malam;
26.Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
27.Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28.Sayangi dan santuni fakir miskin;
29.Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30.Jangan marah berlebih-lebihan;
31.Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32.Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33.Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34.Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35.Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36.Jangan percaya ramalan manusia;
37.Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39.Jangan terlampau takut kepada manusia;
40.Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41.Berlakulah adil dalam segala urusan
42.Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah
43.Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;
44.Hiasi rumah dengan bacaan AlQuran
45.Perbanyak silaturrahim;
46.Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47.Bicaralah secukupnya;
48.Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49.Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50.Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51.Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52.Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53.Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54.Hormatilah kepada guru dan ulama;
55.Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60.Jauhkan dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaullah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64.Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65.Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena beda paham dan pendiriannya;
67.Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69.Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70.Jangan melukai hati orang lain;
71.Jangan membiasakan berkata dusta;
72.Berlakulah adil, walaupun kita akan mendapatkan kerugian;
73.Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74.Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75.Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76.Jangan membuka aib orang lain;
77.Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78.Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79.Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80.Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81.Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82.Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83.Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84.Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85.Hargai prestasi dan pemberian orang;
86.Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87.Akrabilah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88.Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89.Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik dan mental kita menjadi terganggu;
90.Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91.Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92.Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93.Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94.Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95.Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96.Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97.Waspadalah akan setiap ujian, cobaan,godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98.Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan;
99.Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang;
100.Silakan melengkapi kekurangannya.

10 Amalan Ringan Pembuka Jalan Menuju Surga


1. Berdzikir Kepada Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Ada dua kalimat yang ringan bagi lisan, berat dalam mizan (timbangan amal) dan dicintai ar-Rahmaan: ‘Subhanallahu wa bihamdih’ (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya kami memuji) ‘Subhanallah al-Azhiim’ (Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

لَأَنْ أَقُوْلَ: (سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر) أَحَبُّ إِلَيَّ مِمّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ

“Saya membaca: ‘Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar’, sungguh aku lebih cintai daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim no 2695 dan at-Tirmidzi)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ

“Tidaklah seorang manusia mengamalkan satu amalan yang dapat menyelamatkannya dari adzab Allah melainkan dzikir kepada Allah.” (HR ath-Thabrani dengan sanad yang hasan dan al-Allamah Ibnu Baz menjadikannya hujjah dalam kitab Tuhfah al-Akhyaar)
2. Meridhai Allah, Islam dan Rasulullah

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seorang hamba muslim mengucapkan pada saat dia memasuki waktu pagi dan memasuki waktu petang: ‘radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak tiga kali, melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat kelak.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh al-Allamah Ibnu Baz dalam kitab Tuhfah al-Akhyaar)
3. Menuntut Ilmu Syar’i

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim no 2699)
4. Menahan Marah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيعُ عَلَى أَنْ يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي اَيِّ الْحُورِ شَاءَ

“Barangsiapa yang menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melampiaskannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan para makhluk sampai Allah memilihkan untuknya bidadari-bidadari yang dia suka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)
5. Membaca Ayat Kursi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعُهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةَ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ

“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat, maka tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk surga kecuali jika dia mati.”(HR an-Nasaa’i dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Maksudnya adalah jika dia mati, dia akan masuk surga dengan rahmat dan karunia Allah ‘Azza wa Jalla.
6. Menyingkirkan Gangguan di Jalan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهاَ مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ

“Sungguh aku telah melihat seorang lelaki mondar-mandir di dalam surga dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang dari tengah jalan yang selalu mengganggu manusia” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَي ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الجَنَّةَ

“Ada seorang lelaki berjalan melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan singkirkan ranting ini dari kaum muslimin agar tidak menganggu mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam surga.” (HR Muslim)
7. Membela Kehormatan Saudaranya di Saat Ketidakhadirannya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَنْ رَدَّ عَن عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللهُ عَن وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ القِيَامَةِ

“Barangsiapa membela harga diri saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan memalingkan wajahnya dari api neraka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحيَيْهِ وَ شَرَّ مَا بَيْنَ رِجْلَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ

“Barangsiapa yang Allah lindungi dari keburukan apa yang ada di antara kedua rahangnya (yaitu mulut) dan keburukan yang ada di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), niscaya dia akan masuk surga.”(Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)
8. Menjauhi Debat Kusir Walaupun Benar

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam,

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
9. Berwudhu’ Lalu Shalat Dua Raka’at

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,”Tidaklah seorang muslim berwudhu’ lalu dia baguskan wudhu’nya, kemudian dia berdiri shalat dua raka’at dengan menghadapkan hatinya dan wajahnya pada kedua raka’at itu, melainkan surga wajib baginya.” (HR Muslim)
10. Pergi Shalat ke Masjid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan untuk menuju masjid, mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam juga bersabda, “Barangsiapa yang pergi ke masjid atau pulang dari masjid, niscaya Allah akan persiapkan baginya nuzul di dalam surga setiap kali dia pergi dan pulang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam an-Nawawi berkata, “Nuzul adalah makanan pokok, rizki dan makanan yang dipersiapkan untuk tamu.”
11. (Bonus tambahan) Shalat Sunnah 2 Raka’at Setelah Wudhu

Amalan inilah yang dirutinkan oleh sahabat Bilal yang telah menjadikannya sebagai penghuni surga dengan kesaksian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.

يَا بِلاََلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دُفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطَّهُوْرِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّي

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Bilal radhiyallahu anhu setelah shalat fajar, “Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku amalanmu dalam Islam yang paling engkau harapkan. Karena sesungguhnya aku mendengar suara terompahmu di hadapanku dalam surga.” Bilal berkata, ”Tidaklah aku mengamalkan suatu amalan yang lebih aku harapkan melainkan setiap kali aku bersuci pada malam atau siang hari aku selalu mengerjakan shalat yang bisa aku lakukan.” (HR Al-Bukhari no 1149 dan Muslim no 2458).

Tiga Jalan Menuju Surga



Dari Abdullah bin Salam ra, Rasulullah SAW bersabda,”Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan (kepada orang yang membutuhkannya), dan shalatlah kalian di saat manusia tertidur di kegelapan malam, maka kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Turmudzi, Ahmad & Darimi)

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW menggambarkan kepada kita adanya tiga jalan menuju surga yang dapat mengantarkan kita masuk ke dalam surga dengan selamat. Ketiga jalan tersebut adalah sebagai berikut :


1. Menyebarkan Salam.
Memberikan/ mengucapkan salam merupakan salah satu syiar Islam dan juga sunnah Rasulullah SAW.
Bahkan dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW menggambarkan bahwa salam merupakan carapaling efektif untuk menumbuhkan rasa Ukhuwah Islamiyah dan rasa cinta antara sesama muslim. Dan ternyata dibalik segala keutamaannya, menyebarkan salam juga dapat mengantarkan seseorang pada pintu surga yang senantiasa menjadi idaman setiap orang yang beriman :
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, 'Kalian tidak bisa masuk ke dalam surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahu tentang satu hal yang apabila kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? (yaitu) Sebarkanlah salam diantara kalian. (HR. Muslim)


Mengucapkan salam juga dapat menghilangkan rasa “ketidaksukaan” orang lain, mengobati rasa ‘rindu’ terhadap saudaranya sesama muslim, dsb. Bahkan lebih luas, mengucapkan salam juga dapatmengantarkan sebuah masyarakat menjadi masyarakat Islami, karena salah satu makna dan substansi salam adalah perdamaian dan kesejahteraan. Dan kedua hal tersebut merupakan pondasi masyarakat yang Islami.


2. Memberikan Makan (kepada orang yang membutuhkannya)
Hal kedua yang dapat mengantarkan seseorang pada pintu surga adalah dengan memberikan makankepada orang yang membutuhkannya. Memberikan makan merupakan gambaran yang baik suatu masyarakat Islami. Di mana setiap anggota masyarakat saling memiliki rasa keterikatan dan persaudaraan, sehingga setiap orang tidak rela manakala ada saudaranya (baca; tetangganya) kelaparan dan kesusahan. Memberikan makan ini juga tidak harus berupa barang yang bersifat makanan. Namun dapat juga dikiaskan dengan bantuan lain, seperti pertolongan, bantuan keuangan,dan lain sebagainya. Memberikan makan ini juga merupakan impllikasi dari sunnah Rasulullah SAWyang lainnya, yaitu bahwa ‘tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah.’ (HR. Bukhari). Dan tidakkah kita “suka” menjadi yang lebih baik?



3. Shalat di Keheningan Malam
Hal ketiga yang digambarkan Rasulullah SAW agar seseorang dapat mencapai gerbang surga adalah melaksanakan shalat tahajud di tengah keheningan malam. Shalat di keheningan malam, terutama disaat-saat manusia lain tengah terlelap dengan mimpinya; merupakan gambaran nyata kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT. Saat-saat tengah malam merupakan saat-saat yang paling berat, untuk meniggalkan tempat tidur menuju tempat whudu guna mensucikan jiwa menghadap Allah SWT.
Dan saat-saat seperti inilah merupakan waktu yang paling efektif untuk mengisi ruhiyah dengan pancaran keimanan dari Allah SWT. Bahkan begitu berharganya waktu seperti ini, salah seroang ulama mengistilahkannya dengan “Addaqa’iq Al-Ghaliyah” (detik-detik yang sangat mahal). Karena di saat inilah, Allah membuka lebar-lebar para hamba yang memohon pada Diri-Nya. Oleh karena itulah,sebagai seorang muslim sejati, marilah kita berupaya untuk dapat mengamalkan “amalan” yangdiajarkan oleh Rasulullah SAW ini. Mudah-mudahan kita semua termasuk hamba-hamba yang kelakAllah berikan kenikmatan berupa surga. Amiin…

Thursday 23 October 2014

Sebab - Sebab Jin Dan Iblis Mengganggu Manusia

Sebab Pertama : Jin bisa melihat kita dan secara umum kita tidak bisa melihat mereka.

Allah ta’la berfirman tentang Iblis dan anak turunnya :
"Sesungguhnya ia dan para pengikutnya melihat kalian di mana kalian tidak melihat mereka." (Al-A’raf: 27)

Yang dipandang oleh para pakar tafsir adalah bahwa kata ganti pada firman-Nya "Sesungguhnya dia" itu kembali kepada Iblis, dan kata "para pengikutnya" maksudnya adalah keturunan dan anak-anaknya. Syaikhul Rahimahullah Islam pernah ditanya sebagaimana daam "Majmu’ Al-Fatawa" tentang firman Allah :

"Sesungguhnya ia dan para pengikutnya melihat kalian di mana kalian tidak melihat mereka." (Al-A’raf: 27)

Apakah hal itu umum, tidak ada seorangpun yang melihat mereka, ataukah ada sebagian yang melihat mereka dan sebagian tidak?

Maka Syaikhul Islam Rahimahullah menjawab dengan berkata: "Yang ada dalam Al-Qur’an adalah bahwa mereka (jin) melihat manusia dimana manusia tidak melihat mereka, dan ini benar, mengharuskan bahwa mereka melihat manusia pada saat manusia tidak melihat mereka. Dan bukan maksudnya bahwa tiada seorangpun dari manusia yang melihat mereka, bahkan terkadang orang-orang shalih dan yang tidak shalih bisa melihat mereka, hanya saja mereka tidak melihat mereka pada setiap saat.".

Maka dengan sebab bisanya mereka melihat kita dan kita tidak melihat mereka, mereka lancang untuk mengganggu kita dan mudah bagi mereka. Dan orang yang terjaga dari gaangguan mereka adalaah orang yang dijaga oleh Allah.

Sebab Kedua : Banyak syubhat (kerancuan) dan syahwat (hawa nafsu).

Jika makin banyak syubhat dan syahwat pada diri kaum muslimin maka makan banyak pula mereka mengkuti waswas syaithan, dan menerima tipu daya syaithan pada mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata: "Sesungguhnya banyaknya waswas itu sesuai dengan banyaknya syubhat dan syahwat, dan penggantungan kalbu kepada yang dicintai yang kalbu bermaksud untuk mengejarnya, serta kepada yang dibenci yang kalbu bermaksud untuk menolaknya". Maka wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk berbekal dengan pemahaman terhadap agama ini, sehingga akalnya mendapatkan cahaya, jiwanya tersucikan, dadanya telapangkan kepada kebenaran, dan kalbunya tertenangkan. Kalau tidak maka apakah engkau menyangka akan selamat dari banyaknya syubhat dan syahwat yang merupakan tempat gembalaan yang subur bagi syaithan.

Sebab Ketiga: Lalainya kalbu dari berdzikir kepada Allah Ta’ala

Allah ta’ala berfirman :
"Dan barangsiapa berpaling dari ajaran Rabb Yang Maha Pemurah, Kami adakan syaithan (yang menyesatkan), maka syaithan itu menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk."(Az-Zukhruf: 36-37)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata sebagaimana dalam "Majmu’ Al-Fatawa" (4/34):"Dan syaithan itu memberikan bisikan dan menghindar. Jika seorang hamba mengingat Rabbnya maka syaithan itu mundur, dan jika ia lalai dari mengingat-Nya maka syaithan menggodanya. Oleh karenanya meninggalkan mengingat Allah ta’ala menjadi sebab dan permulaan akan munculnya keyakinan yang bathil dan keinginnan yang rusak dalam kalbu. Dan termasuk mengingat Allah adalah membaca Al-Qur’an dan memahaminya."

Dan beliau juga berkata dalam sumber yang sama (10/399): "Sesungguhnya yang mencegah syaithan untuk masuk ke dalam kalbu anak Adam as. adalah karena padanya ada dzikir kepada Allah ta’ala yang Allah ta’ala mengutus para rasul-Nya dengan dzikir tersebut. Jika kalbu itu kosong dari dzikir kepada Allah maka syaithan akan menguasainya."

Sebab Keempat: Gangguan manusia terhadap jin dan menyakiti mereka, entah secara sengaja atau tanpa sengaja.

Termasuk yang menyebabkan kelancangan jin mengganggu kaum muslimin adalah adanya gangguan kaum muslimin terhadap mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata dalam "At-Tafsir Al-Kabir" (4/265) dimana beliau berbicara tentang sebab masuknya jin ke dalam diri manusia: "Dan terkadang manusia itu menyakiti mereka jika dia kencing dan mengenai mereka, atau menyiramkan air panas pada mereka atau manusia membunuh sebagian jin atau selain itu semua yang merupakan bentuk-bentuk gangguan. Ini merupakan jenis kerasukan yang paling keras dan betapa banyak orang yang kerasukan ini mereka bunuh."

Dan betapa banyak kaum jin itu yeng memulai menzhalimi kaum muslimin dalam hal ini. Karena mereka menyamar dalm bentuk yang bisa dilihat oleh manusia seperti menjadi ular, ular besar, anjing, kucing dan sebagainya sehingga seorang muslim takut darinya, dan menyangkanya ia adalah makhluk yang ia kenal lalu ia bersegera untuk memukulnya atau membunuhnya sesuai dengan apa yang ia lihat, bukan karena ia ingin menyakiti jin. Dan syari’at islam telah mengijinkan untuk membunuh makhluk yang mengganggu dari sekian makhluk yang disebutkan dan makhluk yang memiliki hukum yang sama dengannya tanpa harus memberi peringatan terlebih dahulu, kecuali ular yang berada dalam rumah maka harus dingatkan dahulu tiga kali atau tiga hari.

Dan juga sebagian jin itu tinggal di tempat sampah dan belakang rumah dan manusia tidak melihatnya, lalu mereka melemparkan segala sesuatu yang lalu mengenai jin sehingga jin melakukan balas dendam.

Intinya: Tidak boleh bagi seorang muslim untuk sengaja mengganggu dan menyakiti jin. Dan hendaknya ia meminta tolong kepada Allah untuk mengatasi mereka jika mereka mengganggunya.

Sebab Kelima: Terjadi dari jalan jatuh cintanya jin laki-laki atau wanita terhadap manusia.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata dalam "An-Nubuwat" (399): "Jin itu terkadang jatuh cinta pada manusia sebagaimana manusia jatuh cinta pada manusia, dan sebagaimana seorang pria mencintai wanita, dan wanita mencintai pria. Maka ia merasa cemburu padanya dan ia mendukung cemburunya itu dengan segala sesuatu. Dan jika yang dia cintai bersama yang lain maka terkadang dia menghukumnya dengan membunuhnya dan selainnya. Dan semua ini nyata terjadi."

Dan beliau juga berkata dalam "At-Tafsir Al-Kabir" (4/265): "Demikian juga wanita kaum jin. Di antara mereka ada yang menginginkan dari manusia yang ia bantu sesuatu yang diinginkan wanita kaum manusia dari para lelaki. Dan ini banyak terjadi pada lelaki dan wanitanya kaum jin. Banyak lelaki kaum in mendapatkan dari wanita kaum manusia perkara yang didapatkan manusia, dan terkadang perkara itu dilakukan pada kaum lelakinya."

Maka wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk selalu berusaha menekuni dzikir syar’i, terkhusu yang terkait dengan dzikir masuk kamar mandi dan dzikir ketika berhubungan badan. Karena bertelanjang tanpa diawali dengan dzikir kepada Allah merupakan sebab jatuh cintanya jin kepada manusia.

Sebab Keenam: Terjadi sebagai bentuk mempermainkan manusia.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata dalam "At-Tafsir Al-Kabir" (4/265) dimana beliau berbicara tentang kelakuan jin mempermainkan manusia: "Dan terkadang pengaruh gangguan jin itu terjadi sebagai bentuk mempermainkan manusia sebagaimana orang-orang bodohnya manusia mempermainkan (orang asing) yang sedang menempuh perjalanan." Semoga Allah mencukupi para hamba-Nya dari kejelekan orang-orang bodoh tersebut dengan mengembalikan mereka pada jalan-Nya, berdoanya mereka kepada-Nya dan ibadah mereka kepada-Nya.

Sebab Ketujuh: Sebagian jin mengganggu manusia untuk memberi pelajaran pada mereka akibat mereka melakukan maksiat dan kebid’ahan.

Terjadi bahwa sebagian jin yang menyamar jadi manusia yang muslim mengabarkan bahwa sebabnya dia merasuki seorang muslim adalah karena muslim ini pelaku maksiat dan kebid’ahan. Dan makna dari hal ini adalah bahwa kaum jin itu terdorong rasa cemburu mereka terhadap islam maka mereka melakukan gangguan terhadap pelaku maksiat dan bid’ah dari kaum muslimin.

Dan sebenarnya hal ini tidaklah dibenarkan dari dua sisi:

Dari sisi bahwa masuknya jin ke tubuh seorang muslim itu haram.
Dari sisi bahwa para jin itu memperlakukan para pelaku maksiat dan kebid’ahan bukan dengan perlakuan
Maka tidak boleh bagi mereka memukul pelaku maksiat dan kebid’ahan tidak pula mengganggu mereka dengan jenis apapun, bahkan tidaklah jin berhak untuk menasehati kaum muslimin, karena nasehat mereka kepada kaum muslimin bisa membuat mereka ketakutan.

Secara garis besar : kebanyakannya terjadinya perlakuan ini terhadap kaum muslimin adalah berasal dari kaum jin yang bodoh meskipun mereka itu muslim.

Sebab Kedelapan: Terjadi sebagai bentuk ujian dan cobaan.

Allah memiliki hikmah dalam perkara yang Dia takdirkan dan tentukan atas seorang hamba yang shalih berupa pengaruh jin padanya, sebagaimana pengaruh syaithan kepada nabi Allah Ayyub as.

Kaitan Islam dan Iman



A. KAITAN ISLAM DAN IMAN

Kalau kita berbicara soal Islam, sedikit banyak akan menyinggung masalah iman. Kenapa? Karena umumnya hitam putih keislaman seseorang selalu diukur dari kadar keimanannya. Itulah sebabnya dalam masyarakat kita ada sebutan, Islam abangan yang lebih dikenal dengan Islam hanya di KTP saja, tanpa melaksanakan ajaran Islam.

Jika begitu, apa kaitan Islam dengan Iman?

Pada hakekatnya iman dan Islam merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Abul A’la Maududi menulis dalam bukunya, To wards Understanding Islam, hal 24: "Hubungan antara Islam dengan iman adalah laksana hubungan antara pohon dengan akarnya. Sebagaimana pohon tidak dapat tumbuh tanpa akarnya. Demikian pula, mustahil seseorang menjadi muslim tanpa memiliki kepercayaan".

Prof. Mahmud Syaltut, mantan rektor Al-Azhar, Mesir memberikan perurnpamaan, bahwa Islam seperti bangunan suatu gedung, sedangkan iman adalah pondasinya. Ia katakan: "Islam ialah

pokok yang tumbuh di atas peraturan-peraturan (Syari’ah Islam). Syari’ah itu ditumbuhkan oleh kepercayaan. Dengan demikian tidaklah terdapat syari’ah dalam Islam melainkan dengan adanya kepercayaan, seperti syari’ah itu tidak mungkin berkembang melainkan di bawah naungan kepercayaan. Kesimpulanya, syari’ah tanpa kepercayaan adalah laksana bangunan yang tinggi tanpa pondasi/dasar." (Al Islam, Aqiedah wa Syari’ah, him.13).

Dari kedua pendapat di atas, jelaslah bahwa iman merupakan masalah yang mendasar dalam Islam. Hal ini bisa kita simak dalam sejarah kemunculan Islam, bahwa Rosulullah saw. selalu memulai kegiatan dakwahnya dengan menanamkan soal keimanan/ kepercayaan. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah, sebelum Nabi saw. hijrah ke Madinah, hampir seluruhnya berkaitan dengan soal kepercayaan.




B. RUKUN IMAN

Apakah iman itu? Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Iman itu adalah engkan percaya kapada (Rukun Iman yang enam): 1) Allah SWT; 2) Malaikat-malaikat-Nya; 3) Kitab-kitab-Nya; 4) Rosul-rosul-Nya; 5) Hari kemudian; dan 6) Takdir yang di gariskan-Nya" (HR. Muslim) Ditegaskan dalam Al-Qur’an: "Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat- Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya."(QS. A/An-Nisa: 136)

Berikut kami uraikan keenam rukun iman tersebut.

1. Iman kepada Allah SWT.

Uniat Islam wajib mempercayai sepenuhnya tentang adanya Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, pencipta sekaligus penguasa tunggal alam semesta, pemilik segala keagungan dan kesempurnaan.

Apa buktinya bahwa Tuhan itu Maha Esa? Untuk menjawab pertanyaan ini para ulama kalam mengetengahkan dalil yang dinamai dalil "tolak belakang" - dalam istilah aslinya disebut dalil "At-TamanuYakni apabila ada beberapa Tuhan (andai ada dua Tuhan), pasti akan menjadi bentrokan antar keduanya. Dan bisa dipastikan, masing-masing Tuhan ingin mengalahkan Tuhan yang lain. Akibatnya apabila Tuhan yang satu, misalnya, berkehendak menciptakan alarn semesta, sedangkan yang lain tidak, apa yang bakal terjadi? Bencana!

Timbul pertanyaan: apakah tidak mungkin kedua Tuhan itu berdamai dan bekerja sama dalam mewujudkan alam? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Maturidi, seorang ulama kalam terkenal, bahwa kalau di antara Tuhan-Tuhan itu terjadi perdamaian kemudian kerja sama mewujudkan alam, hal itu menunjukkan betapa lemah dan betapa bodohnya tuhan-tuhan tersebut. Berarti juga, mereka tidak berbeda dengan manusia yang saling berkerjasama untuk mewujudkan suatu bangunan.

Dampak positif dari Iman kepada Allah SWT dalam kehidupan manusia, menurut seorang pemikir Islam terkemuka dari Pakistan, Abul A’la Maududi adalah:


menghilangkan pandangan yang sempit dan licik;
menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu pada harga diri;
menumbuhkan sifat rendah hati, sikap damai, dan ikhlas;
membentuk manusia berbudi luhur, dan kesatria;
menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap masalah;
berpendirian teguh, sabar, tab ah, dan penuh optimis; dan
menjadikan manusia patuh pada segala peraturan Tuhan.





2. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya.

Allah memiliki makhluk gaib yang selalu bersujud dan bertasbih kepada-Nya sepanjang waktu, tanpa mengenal lelah, yakni para malaikat. Mereka juga taat dan setia menjalankan segala tugas dari Allah SWT "Dan segala yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk yang bergerak (bernyawa) dan juga para malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)." (QS. 16/An-Nahl: 49-50). (bacalah bab:Malaikat).

3. Iman kepada Kitab-kitab AllahSWT

Allah SWT mewahyukan ajaran-ajaran-Nya kapada para nabi dan rosul melalui Malaikat Jibril(Ruhul Qudus). Wahyu-wahyu dari Allah SWT itu dihimpun dalam bentuk suhuf (semacam brosur-brosur kecil), dan kitab. Nabi yang mempunyai suhuf, antara lain Nabi Adam as. dan Syist. Sedangkan nabi/rosul yang mempunyai kitab ialah Nabi Musa as. (kitabnya bernama Taurat), Nabi Dawud as. (Zabur), Nabi Isa as. (Injil), dan Nabi Muhammad saw. (Al-Qur’an).

Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT kita wajib percaya sepenuhnya bahwa suhuf-suhuf dan kitab-kitab tersebut benar-benar himpunan firman Allah SWT. bukan karangan para Nabi itu sendiri. (bacalah bab Kitab-Kitab Suci Terdahulu dan bab: Kitab Suci Al-Qur’an)

4. Percaya kepada Rosul-rosul Allah SWT

Untuk membimbing umat manusia menuju ajaran yang benar, Allah SWT menetapkan manusia-manusia pilihan sebagai utusan-Nya. Mereka adalah nabi dan rosul-Nya. "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. 34/ Saba’: 28). Jumlah nabi dan rosul yang perlu diketahui oleh umat Islam adalah 25 orang - mulai dari Nabi Adam as. sampai Nabi Muhammad saw. (bacalah bab: Nabi & Rosul dan babMuhammac; Rosuhdlah saw.)

5. Iman kepada Hari Kiamat

Kita harus percaya bahwa kehidupan di dunia ini hany; sementara, sedangkan kehidupan yang kekal adalah di alan akhirat kelak. Nah sebagai tanda perpindahan kehidupan uma manusia dari alam dunia ke alam akhirat, Allah menetapkai adanya hari kiamat, yakni hari berakhirnya kehidupan di dunk "Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda aka datangnya hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentan (kiamat) itu, dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus." (QS. 43/A; Zukhrufi 61)




Kapankah Hari Kiamat tiba?

Hanya Allah SWT yang mengetahui. Nabi Muhammad Rosulullah saw. sendiri hanya mengetahui tanda-tanda menjelang kedatangan hari kiamat. Yang jelas, pada hari kiamat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini hancur binasa, setelah itu para mahluk hidup yang telah mati dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. (bacalah bab: Hari Kiamat)

6. Iman kepada Qodho dan Qodar.

Kita wajib percaya sepenuhnya bahwa dalam menciptakan umat manusia, Allah SWT menetapkan juga usia, rezeki, dan jodohnya. Jadi segala sesuatu yang baik atau yang buruk datangnya dari Allah SWT. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini dari sisi Allah", dan apabila mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, "Ini dari engkau (Muhammad)." Katakanlah, “semuanya (datang) dari sisi Allah." (QS. 4/An-Nisa: 78). Akan tetapi Allah SWT. sendiri mendorong manusia untuk tidak menyerah begitu saja kepada takdir. " Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri." (QS. 13/Ar-Ro’du: 11) Maksudnya adalah Allah SWT tidak akan mengubah keadaan manusia, selama mereka tidak mengubah sebab-sebab kemunduran mereka.