Tuesday 7 October 2014

4 Wanita Paling Mulia

Perempuan terbaik di dunia ini ada empat orang : Maryam binti Imran, Asiyah istri Firaun,
Khadijah binti Khuwalid, dan Fatimah binti Muhammad.”
( H.R Al-Bukhari dan Muslim dan Hisyam bin Hakim )





Wanita adalah sosok lemah lembut di mata para kaum adam. Di dalam agama islam wanita mendapat tempatnya serta dimuliakan kedudukannya oleh Allah swt. Di dalam al-Qur’an sosok wanita pun mendapat tempatnya dengan terdapatnya sebuah surat yang bernama An-Nisa ( wanita ).
Bahkan Rasulullah saw mengajari kita untuk memuliakan, menghormati, berbakti, kepada seorang ibu lalu ayah.


Rasulullah saw mengulangi penyebutan nama ibu sebanyak tiga kali dan nama ayah hanya satu kali, saat Rasulullah saw didatangi seorang sahabat yang menanyakan kepada siapa ia harus melakukan kebaikan dan berbakti selama ia masih hidup di dunia.


Betapa kaum wanita sangat dihormati. Dalam perjalanan sejarah islam pun tak lepas dari peran kaum wanita. Namun, dari sekian banyak wanita , hanya empat orang wanita ini yang mendapat tempat tertinggi di sisi-Nya. Siapa saja wanita-wanita tersebut?
Berikut ini keempat wanita yang paling mulia di dunia juga di sisi Rab-nya :




Siti Asiyah ( istri fir’aun )


Nama lengkapnya adalah Asiyah binti Muhazim bin Ubaid bin Rayyanbin al-walid. Seorang wanita yang berasal dari bani israil. Kedudukannya sebagai seorang istri serta permaisuri di kerajaan yang dipimpin oleh fir’aun membuatnya sangat dihormati di kalangan pejabat istana dan kalangan rakyat jelata.
Nabi Musa as lahir pada masa firaun memerintah, dan membuat sebuah peraturan dengan menyuruh para pengawalnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.


Allah swt menyelematkan nabi Musa as dengan menyuruh ibunda nabi Musa as menghayutkannya ke sungai Nil. Dan akhirnya Para budak perempuan firaun telah memungut Musa a.s dari sungai yang dihanyutkan dalam peti tertutup. Namun mereka tidak berani membukanya sehingga mereka meletakkannya dihadapan istri fir’aun.


“Maka dipungutlah ia oleh keluarga fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka.”
( Al-Qashash 28 : 8 )


Setelah Asiyah membuka penutup peti tersebut dan menyingkap tabirnya, maka ia melihat wajah cerah bersinar dengan cahaya kenabian dan keagungan.
Pada saat melihatnya itu, ia sangat menyukai dan mencintainya sehingga pada saat datang fir’aun bertanya, “Siapa anak ini?” dan fir’aun sempat menyuruh untuk menyembelih anak tersebut. Maka Asiyah memintanya agar tidak membunuhnya seraya berkata,


“( ia ) adalah penyejuk mata hatiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak.”
( Al-Qashash 28 : 9 )


maka fir’aun berkata kepadanya “menurutmu itu memang benar, tapi bagiku itu sama sekali tidak benar.”
Begitulah, hingga sampai dewasa nabi Musa as diasuh dan tinggal di lingkungan kerajaan firaun. Ketika Allah swt menyerukan kepada Musa untuk mengajak agar firaun beriman kepada Allah swt, maka firaun dengan sombongnya menolak ajakan nabi Musa as.


Diam-diam ibunda nabi Musa as, istri firaun mulai tertarik dengan ajaran yang dibawa oleh nabi Musa as. Ia pun akhirnya beriman kepada Allah swt. Keimanan istri firaun, tentu saja tanpa sepengetahuan suaminya.


Akan tetapi, lambat laun Fir’aun mulai curiga terhadap istrinya. Fir’aun pun memata-matai istrinya hingga ia pun mendapati keimanan istrinya. Betapa murka Firaun mengetahui bahwa istrinya sekaligus permaisurinya telah berkhianat.


Firaun memerintahkan kepada para prajurit agar istrinya dibunuh di tonggak-tonggak dengan jalan disiksa sampai mati. Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa ketika Siti Asiyah merasakan kesakitan akan siksaan Firaun serta terik panas matahari yang menyengat tubuhnya, maka Allah swt memerintahkan malaikat Jibril untuk menaungi Asiyah dengan sayapnya. Sampai Siti Asiyah tidak merasakan kesakitan lagi.


Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa nabi Musa as berdoa kepada Tuhan, agar siksaan itu diringankan. Setelah nabi Musa as berdoa untuk ibundanya tersebut, azab siksaan itu tidak lagi terasa sakit.
Siti Asiyah menjalani siksaan tersebut dengan rasa sabar dan berserah diri kepada Allah swt. Hingga ia berdoa kepada Allah swt untuk membangunkannya sebuah rumah di surga nanti.


Allah swt memperkenankan doa Siti Asiyah, dengan memperlihatkan dari atas langit rumah yang diminta oleh siti Asiyah di surga nanti. Ia pun tertawa, heranlah prajurit firaun melihatnya tertawa padahal ia sedang disiksa. Mereka pun mengira bahwa Siti Asiyah telah menjadi gila akibat siksaan tersebut.


”Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.”
( At-tahrim 66 : 11 )


Keimanan Siti Asiyah dan keteguhannya, membuat ia mendapat tempat istimewa di hadapan Allah swt.




Siti Maryam ( ibu nabi isa as )


....”dan maryam putri imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagaian dari roh ( ciptaan ) kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitabnya, dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”
( At-tahrim 66 : 12 )


Siti Maryam, ibunda nabi Isa as adalah putri dari Imran. Sebelum kelahirannya, istri Imran bernazar kepada Allah swt, jika ia hamil kelak, ia akan menjadikan anaknya sebagai penjaga baitul maqdis. Ia pun meminta perlindungan kepada Allah swt agar anak dan cucunya nanti terhindar dari godaan setan.
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa begitu bayi lahir setan langsung mengganggu sehingga bayi menjerit , kecuali kelahiran Maryam dan putranya.


Betapa terkejutnya istri Imran mendapati bahwa ia melahirkan seorang anak perempuan bukan seorang anak laki-laki. Ia sedikit kecewa, namun ia berprasangka baik atas ketetapan Allah swt atas dirinya.


“Maka tak kala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan,-dan Allah lebih mengetahui apa yang di lahirkannya itu, dan anak laki-laki ( yang ia nazarkan itu ) tidaklah seperti anak perempuan ( yang ia lahirkan ini ) – sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak keturunannya kepada ( pemeliharaan ) Engkau daripada syetan yang terkutuk.”
( Q.S Ali Imran : 36 )


Maryam pun beranjak dewasa dan menjadi seorang ahli ibadah. Ia juga seorang wanita yang menjaga kehormatan dan kesucian dirinya. Maka, tak kala Allah swt menyampaikan sebuah kabar bahagia melalui malaikat Jibril bahwa ia akan mengandung. Terkejutlah maryam dengan berita tersebut.


“Maryam berkata : “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan ( pula ) seorang penzina.”
“Jibril berkata : “Demikianlah.”Tuhanmu berfirman : “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan ( Kami berbuat demikian ) agar dapat Kami menjadikannya sebagai suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”
( Q.S.Maryam : 20– 21 )


Kehamilan Maryam tanpa seorang suami membuat ia harus menjauhkan dirinya dari keluarga, terutama kaumnya yang dapat membahayakan jiwa dirinya juga anak yang tengah dikandungnya. Betapa berat cobaan yang tengah dihadapi Maryam ketika ia harus berjuang seorang diri tanpa keluarga disisinya. Ia pun merasakan sakitnya saat melahirkan nabi Isa as tanpa seorang pun yang membantu proses kelahirannya.


Namun, kasih sayang , pertolongan dan perlindungan Allah swt kepada Maryam melalui malaikat Jibril membuat kesedihan di hati Maryam terobati. Bahkan Allah swt melimpahkan karunianya dengan menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan Maryam saat itu.


Setelah kelahiran nabi Isa as, Maryam pun membawa anaknya yang masih bayi tersebut kepada keluarganya. Maryam harus menghadapai kaumnya yang menuduhnya melakukan tindakan tidak terpuji. Allah swt menunjukkan kuasa-Nya, dengan membuat nabi isa as yang masih bayi dapat berbicara menjawab tuduhan tersebut,


“Berkata Isa : Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab ( Injil ) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku ( mendirikan ) shalat dan ( menunaikan ) zakat selama aku hidup.
Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
( Q.S. Maryam : 30-33 )


“Dan ( Ingatlah ) ketika Malaikat ( Jibril ) berkata :
“Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu
Dan
Melebihkan kamu atas segala wanita di dunia ( yang semasa dengan kamu )
( Q.S. Ali Imran : 42 )




Khadijah


Nama lengkapnya khadijah binti khuwalid bin as’ad bin abd al uzza. Ia dilahirkan di Makkah tahun 68 sebelum hijrah. Ia adalah wanita yang sukses dalam perniagaan , seorang saudagar wanita terhormat dan kaya raya. Pada masa jahiliyah ia dipanggil ath-thaharoh ( wanita suci ) karena ia senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian dirinya. Orang-orang quraisy menyebutnya sebagai pemimpin wanita quraisy.


Rasulullah bersabda tentang khadijah, “Allah tidak menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya. Ia beriman kepadaku di saat orang lain mendustakanku, ia menolongku dengan hartanya di saat orang lain tidak ada yang menolongku, dan Allah telah menganugrahkan kepadaku putra ( dari hasil perkawinan ) nya sedang wanita-wanita lain tidak.




Keistimewaan khadijah


1. Ia adalah wanita yang pertama kali memeluk islam. Ia beriman kepada Nabi di saat semua orang kafir ( ingkar ) kepadanya.


2. Ia adalah wanita pertama yang dijamin masuk surga bahkan ia mendapat kabar gembira dari Allah swt, bahwa Allah telah membangunkan baginya rumah di surga


Abu Hurairah RA menyatakan bahwa Jibril datang kepada Nabi Saw seraya berkata,”Wahai Rasulullah, Khadijah sedang berjalan kemari. Ia membawa wadah yang berisi kuah, makanan atau minuman. Jika ia sampai kepadamu, maka katakanlah bahwa Tuhannya dan aku menyampaikan salam kepadanya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepadanya bahwa ia mendapat sebuah rumah di dalam surga.”
( Mutafaq’alaih )


3. Manusia pertama yang mendapat salam dari Allah yang disampaikan dari langit ke tujuh. Ia pantas menerimanya karena selalu setia mendampingi Nabi dalam kondisi seperti apapun


Anas RA meriwayatkan bahwa ketika Jibril datang kepada Rasulullah saw yang sedang berduaan dengan khadijah RA, Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah menyampaikan salam kepada khadijah.” Khadijah membalas “Sesungguhnya Allah lah As-Salam ( Maha Pemberi Kesejahteraan ). Sebaliknya kuucapkan salam kepada Jibril dan kepadamu. Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan, rahmat dan berkahnya kepadamu.”

4. Wanita pertama yang layak dikategorikan Shiddiq ( jujur / dapat dipercaya ) diantara wanita mukmin lainnya


5. Mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan nabi
6. Wanita yang memberi keturunan bagi nabi
7. Wanita yang matang dan cerdas, pandai menjaga kesucian, dan terpandang bahkan sejak masa jahiliyah dan diberi gelar Ath-Thahiroh ( wanita yang suci ). Ia adalah orang yang terhormat, taat beragama, dan sangat dermawan
8. Seluruh hidupnya diberikan untuk mendukung dan membela dakwan Nabi
9. Orang yang pertama shalat bersama Nabi Muhammad saw


Fatimah Az-Zahra


Fatimah binti Muhammad (606/614 – 632) atau lebih dikenal dengan Fatimah az-Zahra (Fatimah yang selalu berseri) (Bahasa Arab: فاطمة الزهراء) putri bungsu Nabi Muhammad dari perkawinannya dengan istri pertamanya, Khadijah.


Nama lengkapnya adalah fatimah binti muhammad bin abdullah bin abdul muthalib. Ia lahir lima tahun sebelum masa di utusnya Rasulullah saw. Ia merupakan putri termuda diantara putri-putri nabi lainnya. Ia menikah dengan Ali r.a pada usianya yang ke-18.


Rasulullah saw sangat menyayangi Fatimah, setelah Rasulullah bepergian ia lebih dulu menemui Fatimah sebelum menemui istri istrinya.


Dari Aisyah RA, Ummul mu’minin berkata,
”aku tidak pernah melihat seorangpun yang menyamai fatimah dalam hal keserupaan dengan nabi. Ketenangan daan keistiqomahannya dalam duduk maupun berdiri sebagaimana ketenangan dan keistiqomahan nabi. Ia disaat masuk ke rumah nabi, nabi langsung berdiri menyambut kedatangannya. Begitu pula di saat nabi mengunjungi rumah fatimah, ia pun beranjak dari tempat duduknya untuk menyambut nabi, dan memeberikan tempat duduknya kepada Nabi.”
( H.R.Turmudzi )


Rasulullah saw juga mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya takala diatas mimbar:” Sungguh Fatimah bagian dariku , Siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan,” Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti.”.

Setelah Rasulullah saw menjalankan haji wada’ dan ketika ia melihat Fatimah, beliau menemuinya dengan ramah sambil berkata,” Selamat datang wahai putriku”. Lalu Beliau menyuruh duduk disamping kanannya dan membisikkan sesuatu, sehingga Fatimah menangis dengan tangisan yang keras, tatkala Fatimah sedih lalu Beliau membisikkan sesuatu kepadanya yang menyebabkan Fatimah tersenyum.

Tatkala Aisyah bertanya tentang apa yang dibisikannya lalu Fatimah menjawab,” Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah tentang apa yang dibisikan Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fatimah menangis dan tersenyum.


Lalu Fatimah menjawab, ”Adapun yang Beliau katakan kepada saya pertama kali adalah beliau memberitahu bahwa sesungguhnya Jibril telah membacakan al-Qur’an dengan hafalan kepada beliau setiap tahun sekali, sekarang dia membacakannya setahun 2 kali, lalu Beliau berkata, “Sungguh saya melihat ajalku telah dekat, maka bertakwalah dan bersabarlah, sebaik-baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah Aku”.


Maka akupun menangis yang engkau lihat saat kesedihanku. Dan saat Beliau membisikan yang kedua kali, Beliau berkata, ”Wahai Fatimah apakah engkau tidak suka menjadi penghulu wanita-wanita penghuni surga dan engkau adalah orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku”. Kemudian saya tersenyum.

Tatkala 6 bulan sejak wafatnya Rasulullah saw, Fatimah jatuh sakit, namun ia merasa gembira karena kabar gembira yang diterima dari ayahnya. Tak lama kemudian iapun beralih ke sisi Tuhannya pada malam Selasa tanggal 13 Ramadhan tahun 11 H dalam usia 27 tahun.

Amalan Terbaik

Alquran dan sunah Nabi SAW telah mengajarkan berbagai macam amal kebajikan sebagai bentuk ibadah seorang hamba kepada Allah untuk memperoleh surga-Nya. Dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menjelaskan jenis kebajikan.

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kiamat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, musafir, peminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya, orang yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menunaikan janjinya, serta orang-orang yang sabar ketika dalam kemelaratan, penderitaan, dan peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]:177).

Dalam masalah tingkatan iman, Nabi SAW membaginya pada lebih dari 70 cabang. Cabang yang paling tinggi adalah kalimat tauhid la ilaha illallah (tidak ada Tuhan kecuali Allah). Sedangkan, cabang iman yang paling rendah adalah membuang duri atau rintangan di jalan (HR Jamaah dari Abu Hurairah).

Demikianlah Alquran dan sunah Nabi SAW yang banyak menjelaskan macam-macam amal ibadah dengan kedudukan dan keutamaan yang berbeda-beda. Ada yang wajib, sunah, yang asas, dan yang cabang. Selain itu, ada pula yang berfungsi sebagai rukun dan syarat sah ibadah, ada juga yang lebih tinggi kedudukannya dari ibadah yang lain.

Berkaitan dengan ini, para sahabat sering bertanya kepada Rasul SAW tentang amalan yang paling utama dan dianjurkan dalam Islam. Misalnya, pertanyaan Abdullah bin Mas’ud RA tentang amalan yang paling disukai Allah. Rasul menjawab, “Shalat pada waktunya, berbuat baik kepada ibu bapak, dan jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).

“Maukah aku ingatkan kalian dengan suatu amalan yang paling baik; amalan yang paling suci pada apa yang kalian miliki, paling tinggi derajatnya; lebih baik dan utama bagi kamu sekalian daripada menginfakkan emas; lebih baik bagi kamu sekalian daripada kalian berhadap-hadapan dengan musuh, kalian pukul lehernya dan mereka pun memukul leher kalian?”

Para sahabat menjawab, “Tentu kami mau, ya Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda, "Mengingat Allah.” (HR Tirmidzi).

Jika disimpulkan, perbuatan yang dapat digolongkan dalam amalan paling super adalah mengucapkan kalimat tauhid, menjaga rukun iman dan Islam, berzikir (mengingat Allah), bersedekah dengan harta yang dicintainya, shalat pada waktunya, berbuat baik kepada orang tua, dan berjihad di jalan Allah (dengan maknanya yang sangat luas).

Di samping itu, masih ada amal perbuatan yang patut digolongkan dalam amalan yang paling super (terbaik), yaitu menciptakan kedamaian. Bahkan, kedudukan amalan ini lebih utama daripada derajat ibadah shalat, puasa, dan zakat.

“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang suatu amalan yang lebih utama daripada derajat shalat, puasa, dan sedekah? Yaitu, menciptakan kedamaian (merukunkan) antara manusia sebab kerusakan hubungan di antara manusia adalah pembinasa agama.” (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban). Wallahu a'lam.

10 Golongan Musuh Setan



1. Nabi Muhammad

2. Pemimpin yang adil

3. Orang kaya yang rendah hati/tidak sombong

4. Pedagang/pengusaha yang jujur

5. Orang yang khusyu dalam sholat

6. Orang mukmin yang suka memberikan nasihat/dakwah

7. Orang yang bertaubat dan tetap pada taubatnya

8. Orang mukmin yang selalu membiasakan diri bersuci

9. Orang yang memelihara diri dari apa yang diharamkan oleh Allah

10. Orang mukmin yang pengasih

10 Golongan Teman Setan Dari Dunia Sampai Akhirat

1. Hakim yang curang, hakim yang tidak adil.
2. Orang kaya yang sombong.
3. Pedagang yang berhianat, baik sesama dengan pedagangnya, atau kepada para pembelinya.
4. Orang yang minum arak, pemabuk, bahkan di vonis tidak beriman Orang yang pada saat meninggal dunia didalam perutnya itu masih ada minuman yang memabukan.
5. Pemfitnah, tukang-tukang fitnah. Fitnah lebih bahaya dari pembunuhan,
6. Orang yang riya. Beramal cuma ingin di puji orang,ingin dilihat orang, tidak ada ikhlas.
7. Orang yang memakan harta anak yatim.
8. Orang yang mengangap ringan sholat.
9. Orang yang nggan membayar zakat.
10. Orang yang terlalu panjang angn-angan. penghitung bintang dilangit. Tidak mau berusaha cuma angan-angan kelewat panjang.

Sobat, kalau kita sudah tahu itulah teman-teman setan, teman-teman iblis, mari kita berusaha jangan termasuk kedalam salah satu dari sepuluh orang yang menjadi teman iblis.

Cara untuk mengatasinya bagai mana? Imam Al Ghazali memberikan tuntunan,
- Pertama untuk mengatasi perangkap setan jangan sampai kita termasuk teman setan, Ziqirullah, banyak ingat Kepada Allah.
- Yang Kedua, Jangan mendekati tempat maksiat.
- Yang ke tiga, mengosongkan perut (rajin puasa)
- Yang terakhir kata Imam Al Ghazali ialah Hendaknya kita selalu ingat bahwa tujuan iblis dan setan adalah menjerumuskan manusia, menyengsarakan manusia, supaya kita menjadi teman mereka di neraka nanti.

Lima Tiket Masuk Surga



Segala kenikmatan di surga tentu tidak gratis. Ibarat tempat wisata, untuk masuk ke dalamnya diperlukan tiket. Siapa tidak mengantongi tiket harus rela mundur. Berikut lima kebaikan untuk mendapatkan tiket itu. Pertama, mencegah diri dari kemaksiatan. Sepele, tetapi dalam praktiknya sangat tidak mudah. Sering kita mampu melanggengkan ibadah, tetapi gagal menanggalkan kemaksiatan. Boleh dikata, tidak bermaksiat rasanya lebih berat ketimbang taat. Karena itu, Allah berfirman, “Dan menahan diri dari dorongan nafsu, maka sungguh surga tempat tinggalnya” (QS An-Naziat: 40-41).

Kedua, siap hidup sederhana. Kelemahan utama manusia adalah mudah tergiur oleh kesenangan sesaat dengan mengorbankan kebahagiaan abadi. Melihat kekayaan Qarun, orang-orang yang gila harta berseru, “Amboi, andai kita memiliki seperti apa yang diberikan kepada Qarun. Sungguh ia mempunyai keuntungan yang besar (QS Al-Qashash: 79). Padahal Rasulullah berkisah, “Saya berdiri di pintu surga, sebagian besar yang memasukinya adalah orang-orang miskin. Orang-orang kaya ditahan dulu” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, gemar mengerjakan ketaatan kepada Allah. Umat Islam adalah umat yang dididik untuk taat kepada aturan. “Sungguh Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya” (QS Al-Maidah: 1). Islam disebut sebagai ‘din’, yang artinya sistem ketundukan atau kepatuhan. Masyarakatnya disebut ‘madinah’, artinya suatu tempat yang kehidupannya teratur, karena orang-orangnya tunduk dan patuh kepada aturan. Mereka diganjar oleh Allah dengan surga. “Dan itulah surga yang diwariskan kepadamu, karena amal yang dahulu kamu kerjakan” (QS Al-A’raf: 43).

Keempat, mencintai orang-orang saleh. Dunia ini hancur karena adanya orang-orang jahat yang merasa berbuat baik. Hatinya bukan lagi nurani tetapi sudah zulmani. Rugilah bergaul dengan orang-orang demikian. Orang-orang saleh akan memberikan syafaat kepada kita. Tepatlah pesan Rasulullah, “Jangan kamu bersahabat, kecuali dengan orang Mukmin dan jangan pula makan makananmu, kecuali orang yang bertakwa” (HR Tirmidzi). Pentingnya bergaul dengan orang-orang saleh, kata Rasulullah, karena setiap orang akan bersama dengan kekasihnya (HR Bukhari dan Muslim).

Kelima, memperbanyak doa kepada Allah agar dapat menutup hidup dengan khusnul khatimah. Tiada daya tanpa pertolongan Allah. Memperbanyak doa merupakan wujud pengakuan bahwa kita memang hamba yang serba lemah. Sepanjang berkenan melangitkan doa, niscaya Allah akan menjawabnya. “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al-Baqarah: 186).

Delapan Syarat Supaya Berkumpul Bersama Keluarga di Surga



Reuni merupakan momen indah yang banyak ditunggu. Setelah sekian lama tidak berjumpa, dipisahkan oleh jarak dan rutinitas baru, kita berkeinginan untuk bertemu kembali dengan kawan lama dalam suasana gembira dan penuh nostalgia. Bagi muslimin ada satu reuni yang memiliki nilai luar biasa, yaitu kesempatan bertemunya kembali keluarga besar seketurunan di tempat baru yang sangat menyenangkan di akhirat kelak.

Allah berfirman dalam QS Ar-Ra’d [13]: 22-24 yang artinya “Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), yaitu Surga ‘Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama-sama orang yang saleh dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan anak-cucu mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), ‘salaamun alaikum bimaa shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). ‘Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu”

Sayyid Quthb dalam “Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an” menjelaskan peristiwa di atas laksana sebuah festival atau reuni dimana mereka saling bertemu, mengucapkan salam, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan dan menggembirakan serta penuh dengan penghormatan.

Kebersamaan di surga tersebut tentu tidak mudah untuk dicapai, karena dalam kisah yang dijelaskan Alquran banyak keturunan/keluarga yang tidak lagi bisa bertemu di akhirat, seperti: Nabi Nuh dengan putra dan istrinya, Asiyah yang solehah dengan suaminya (Firaun), dan Nabi Luth dengan istrinya. Namun bertemunya keluarga besar di surga bukan pula sesuatu yang tidak mungkin.

Allah menjelaskan dalam QS. Ar-Ra’d [13] : 18-21 kita bersama keluarga besar bisa bertemu di surga ‘Adn, asal dapat memenuhi delapan syarat.

Pertama, memenuhi seruan Tuhannya Barang siapa yang patuh kepada Allah niscaya ia akan mendapatkan pembalasan yang sebaik-baiknya.

Kedua, memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian. Janji Allah disini mutlak, meliputi semua macam perjanjian. Janji terbesar yang menjadi pokok pangkal semua perjanjian ialah janji iman. Perjanjian untuk setia menunaikan segala konsekuensi iman.

Ketiga, menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan. Dalam hal ini taat secara paripurna, istiqomah yang berkesinabungan, dan berjalan di atas sunnah sesuai dengan aturan-Nya dengan tidak menyimpang dan tidak berpaling.

Kempat, takut kepada Allah. Takut kepada Allah dan takut kepada siksaan yang buruk dan menyedihkan pada hari pertemuan yang menakutkan.

Kelima, sabar. Sabar atas semua beban perjanjian di atas (seperti beramal, berjihad, berdakwah, berijtihad), sabar dalam menghadapi kenikmatan dan kesusahan, dan sabar dalam menghadapi kebodohan dan kejahilan manusia yang sering menyesakkan hati.

Keenam, mendirikan Shalat. Ini termasuk juga memenuhi janji dengan Allah. Shalat ditonjolkan karena merupakan rukun pertama perjanjia ini, sekaligus menjadi lambang penghadapan diri secara tulus dan sempurna kepada Allah. Juga penghubungan yang jelas antara hamba dengan Tuhan, yang tulus dan suci.

Ketujuh, Menginfakkan sebagian rezeki secara sembunyi atau terang-terangan.

Kedelapan, menolak kejahatan dengan kebaikan dalam pergaulan sehari-hari. Dalam hal ini diperintahkan membalas kejelekan dengan kebaikan apabila tindakan ini memang dapat menolak kejahatan itu, bukan malah menjadikan yang bersangkutan semakin senang berbuat kejahatan.

Delapan syarat ini telah Allah jamin akan menghantarkan seseorang dapat berkumpul di surga ‘Adn. Mereka mendapati tempat kesudahan yang baik.

Di samping masuk surga, mereka juga dimuliakan dengan bertemunya kembali dengan orang-orang yang mereka cintai. Hal ini merupakan kelezatan lain yang mereka rasakan di dalam surga. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.

Tujuh Tingkatan Neraka Menurut Qur’an dan Hadits






Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda?

Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa — neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dasyat– untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu.”

Rasulullah menjawab: “Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku.”

Jibril berkata: “Baik, …Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam.”

“Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya.”

“Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya.”

“Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam al qur’an diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh.”

“Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya.”

Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.

Rasulullah bertanya; “Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?”

Jibril menjawab; “Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang diatasnya.”

“Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu.

Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka.”

Rasulullah bertanya, “Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?”

Jibril menjawab, “Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah. Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Fir’aun, dalam neraka Hawiyyah.

Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah ;”Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah” (QS.Al-Qari’ah :9).

Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di atasnya neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :”Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat” (QS.Asy-Syu’araa :91).

Pintu ketiga namanya Saqar, tempat arang-orang shabi’in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan ke 5. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri.

Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah telah berfirman yang artinya :”Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)” (QS. Al-Mudatstsir : 42)

Pintu keempat namanya Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza ini diatasnya pintu neraka Saqar.

Dalam hal ini Allah telah berfirman : Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak”. (QS. Al-Ma’arij : 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.

Pintu kelima namanya Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an : “Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan”. (QS. Al-Humazah : 5-6).

Pintu keenam namanya Sa’ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah Ta’ala telah berfirman :”Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.(QS. Al-Insyigaq : 12).

Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian Rasulullah bertanya, “Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?”

Jibril menjawab : “Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.”

Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali.

Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?” Namun tidak ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh.

Rasulullah bersabda: “Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?”

Jibril menjawab, “benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar.

Kemudian Rasulullah saw. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah Saw. lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan shalat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam shalat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Ta’ala.

Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, ”Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW. ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu.

Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu’ alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, ” Assalaamu’ alaikum, wahai putri Rasulullah Saw” sementara Ali r .a. sedang tidak ada di rumah.

Salman lantas berkata, “Wahai putri Rasulullah Saw ., dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk shalat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau.”

Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah Saw. Fathimah mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah.”

Waktu itu Rasulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, ”Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya.” Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.

Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis.

Fathimah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?” Beliau bersabda, “Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih.”

Fatimah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?” Beliau bersabda, “Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai.”

Fatimah bertanya,” Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke eraka oleh malaikat?” Beliau bersabda, “Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak di antara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, ”Betapa sayang kemudaan dan ketampananku.

”Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, ”Sungguh aku sangat malu.” Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, ”Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?”

Malaikat itu menjawab, “Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu.” Malik berkata kepada mereka, ”Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?” (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad Saw. karena seramnya Malaikat Malik).

Mereka menjawab, ”Kami adalah umat yang diturunkan Al-Quran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan.” Malik berkata, “Al-Quran hanya diturunkan untuk umat Muhammad Saw .”

Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, ‘Kami termasuk umat Muhammad Saw” . Malik berkata kepada mereka, ”Bukankah di dalam Al-Quran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta’ala?”

Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata ”Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.”
Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah.

Malik lantas berkata, ”Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.”

Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, ”Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka.” Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah…., sehingga api neraka langsung menjadi padam.

Kemudian Malik berkata, ”Wahai api, sambarlah mereka!” Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, ”Sambarlah mereka”.

Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah.” Malik berkata, ”Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy”. Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehemya.

Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, ”Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa.

Dalam Al-Qur’an, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut :”Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi gunung”.(QS. Al-Mursilat : 32) “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.
(QS. Al-Hijr : 43)

Dari Hadits Qudsi: Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku. Tahukah kamu bahwa neraka jahanam-Ku itu mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat.

Hari Akhir (Kiamat): Perjalanan Menuju Surga/ Neraka



Kehidupan di Alam Barzakh

Tanya : Apa makna Barzakh?
Jawab : Al-Barzakh (secara etimologis – pen) artinya al-hajiz (pembatas antara dua hal).

Tanya : Sedangkan Kehidupan Barzakh?
Jawab : Kehidupan Barzakh adalah yang akan kita alami (sejak kematian) sampai qiyamat datang saat Allah swt membangkitkan semua manusia untuk memenuhi perhitungan amal. Firman Allah swt: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar Aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja dan di hadapan mereka ada Barzakh (dinding) sampal hari mereka dibangkitkan.

Tanya : Adakah ganjaran kebaikan atau hukuman kejahatan di Barzakh?
Jawab : Ya, pembalasan amal dimulai di dalam di awal kehidupan Barzakh, diantaranya berupa azab kubur. Firman Allah swt: “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (Ghafir (40): 46).

Allah swt mengisahkan kehidupan para syuhada di alam Barzakh sebelum hari kiamat:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Ali Imran (3): 169-170).

Kehidupan Alam Akhirat

Al-Ba’ats wa An-Nusyur (Hari Kebangkitan dan Hidup Setelah Mati)
Tanya : Setelah kehidupan Barzakh?
Jawab : Allah swt membangkitkan manusia di hari kiamat untuk menyempurnakan perhitungan amal. Dia berfirman: “Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.” (An-Naba (78): 17-18).

‘Ardhul A’mal (Diperlihatkannya Amal
Tanya : Apa yang terjadi setelah berkumpulnya manusia di Mahsyar pada hari akhir?
Jawab : Kemudian setelah itu diperlihatkan semua amal dalam Al-Kitab (buku catatan amal). Firman Allah swt: “Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (Al-Kahfi (18): 49).

Juga lidah, tangan, kaki, dan kulit akan menjadi saksi atas perbuatan manusia. Firman Allah swt:
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan”. (Fushilat (41): 20-21).
“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (An-Nur (24): 24).

Al-Mizan (Timbangan)
Tanya : Apa yang dimaksud dengan Mizan (timbangan) di hari kiamat?
Jawab : Allah swt meletakkan mizan-mizan yang adil di hari kiamat untuk mengukur kebaikan dan keburukan. Firman Allah swt: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Al-Anbiya (21): 47).
“Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam.” (Al-Mu’minun (23): 102-103).

Al-Haudh
Tanya : Apakah Al-Haudh itu?
Jawab : Al-Haudh adalah telaga yang dimiliki oleh setiap Nabi di mana ia dan umatnya minum airnya setelah berdiri dan berkumpul di Mahsyar dan sebelum masuk surga. Nabi kita Muhammad saw memiliki haudh yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih harum dari misik (kesturi). Siapa yang telah meminumnya seteguk saja tidak akan merasa haus selama-lamanya.

Ash-Shirath
Tanya : Apakah Shirath itu?
Jawab : Shirath adalah jalan yang diletakkan di atas jahannam yang akan dilalui oleh semua manusia setelah mereka berdiri di Mahsyar. Penduduk surga akan melaluinya untuk menuju surga, sedangkan penduduk neraka akan terjatuh ke neraka. Allah swt berfriman: “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu (dengan melalui shirath). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (Maryam (19): 71-72).

Al-Jannah
Tanya : Apakah Jannah itu?
Jawab : Jannah (surga) adalah tempat tinggal terakhir bagi orang-orang yang beriman yang merupakan cita-cita setiap mu’min di mana ia menemukan balasan keimanannya yang benar dan amal-amalnya yang shalih. Firman Allah swt: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah (2): 25).

An-Nar
Tanya : Apakah Nar itu?
Jawab : Kebaikan akan dibalas oleh Allah swt dengan kenikmatan surga, sedangkan kejahatan dibalas dengan nar (neraka) sesuai besarnya dosa yang telah mereka lakukan. Firman Allah swt: “Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al-Qari’ah (105): 8-11).

Semoga Alloh SWT Mengumpulkan kita bersama di surga-Nya. Amin…

Nama-nama Surga dan Penghuninya



SURGA

1. SURGA FIRDAUS: surga yang diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al Kahfi, ayat 107) dan surah(Al Mu’minuun, ayat 9-11).

2. SURGA ‘ADN: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah (An Nahl:30-31), benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik (Fathir: 32-33), sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Ar-Ra’ad:22-23)

3. SURGA NAIM: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal shaleh. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Luqman, ayat 8) dan (Al Hajj, ayat 56)

4. SURGA MA’WA: surga yang diperuntukan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah (An Najm: 15), beramal shaleh (As Sajdah: 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu (An Naziat : 40-41)

5. SURGA DARUSSALAM: surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. 6:127)

6. SURGA DARUL MUQAMAH: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada Allah. Kata Darul Muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam surat (Faathir ayat 35).

7. SURGA AL-MAQAMUL AMIN: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman (Ad Dukhan, ayat 51)

8. SURGA KHULDI: surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang Telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?” (Al Furqaan, ayat 15).

Nama-nama Neraka dan Penghuninya



NERAKA

1. NERAKA HAWIYAH: diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur keburukan. Orang muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari- harinya tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya.Mereka ini yaitu orang yang tidak mau menerima syariat Islam, tidak mau memakai jilbab (bagi wanita), memakai sutra dan emas (bagi lak- laki), mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan lain sebagainya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Qori’ah ayat 8-11)

2. NERAKA JAHIM adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan ALLAH, maka sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang paling besar menurut ALLAH, karena syrik berarti mensekutukan ALLAH atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat ALLAH. Syirik dapat pula berarti menganggap ada Tuhan lain selain ALLAH. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (As-Syu’araa, ayat 91), (Asy-Syu’ara’) dan (Surah As-Saffat)

3. NERAKA SAQAR adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang mendustakan (tidak mentaati) perintah ALLAH dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa ALLAH sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muddatsir ayat 26-27,42)

4. NERAKA LAZZA: neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya. (QS:70. Al Ma´aarij] 15-18)

5. NERAKA HUTHAMAH: itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka ALLAH membalas dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar mereka semau yang ALLAH mau. NERAKA HUTHAMAH disediakan untuk gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat pengumpul harta. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Humazah)

6. NERAKA SAIR diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan menolak adanya ALLAH atau dengan membantah perintah ALLAH dan Rasul-NYA. Jadi manusia kafir itu terdiri dari: Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa. Orang Islam yang tidak mau berzakat. Didalam Al-Qur’an terdapat pada (An-Nisa’ ayat 10), (Al-Mulk ayat 5,10,11)

7. NERAKA WAIL disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka. Surah (Al-Tatfif) dan (Surah At-Tur). Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muthaffifin, ayat 1-3)

8. NERAKA JAHANAM: Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an surah (Al Hijr, 43-44). “Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah, dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”(An-Nisa: 169).

Empat penyempurna iman

Rasulullah saw mengemukakan faktor-faktor untuk menyempurnakan iman, Rasulullah saw bersabda:
." Barang siapa cinta karena Allah, benci karena Allah , memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, maka dia telah sempurna imannya ." [HR Abu Dawud]
Berdasarkan hadist diatas, ada empat hal yang menjadi penyempurna iman diantaranya senagai berikut :
...
1. CINTA KARENA ALLAH
Manusia boleh mencintai apa pun dan siapa pun juga, tetapi cintailah semua itu karena Allah. Misalnya Allah cinta kepada orang-orang yang bertaubat, maka kita pun harus menyintai orang tersebut meskipun sebenarnya kita tidak suka karena masalah lalunya yg buruk dan sering berbuat kejahatan.

2. BENCI KARENA ALLAH
Membenci karena Allah adalah membenci sesuatu karena memang Allah membencinya. Misalnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong, maka kita pun membenci kesombongan.

3. MEMBERI KARENA ALLAH
Memberi karena Allah adalah pemberian yang didasari dengan keikhlasan dan memang Allah swt yang memerintahkan pemberian itu, misalnya suami diperintahkan memberi nafkan kepada istri, begitu juga orang tua kepada anak dan sebagainya.

4. TIDAK MEMBERI KARENA ALLAH
Tidak memberi karena Allah adalah tidak memberikan sesuatu karena memang Allah tidak membenarkannya, misalnya seseorang yang meminta uang dan kita tahu untuk perbuatan maksiat, seperti buat mabuk, judi dll. meskipun kita punya uang, janganlah sampai kita memberikannya.