Monday 15 September 2014

Ajaran dan Nasehat Nabi Khidir

1. Kalau seseorang akan melakukan ibadah Haji, maka harus diketahui tujuan sebenarnya, kalau tidak apa yang dilakukan akan sia-sia belaka. Itulah yang dinamakan Iman Hidayat
2. Sebelum seseorang melakukan sesuatu, hendaknya diteliti dahulu agar tidak tertipu oleh nafsu, supaya tetap dalam jati diri yang asli ( pancamaya ). Penghalang tingkah laku menuju kebaikan ada tiga golongan, dan siapa berhasil menjauhi penghalang tersebut akan berhasil menyatukan dirinya dengan yang ghaib. Yang dimaksud dengan penghalang tersebut adalah marah, sakit hati, angkara murka, sombong, dan semacamnya
3. Orang Islam adalah pewaris atau penerus ajaran Muhammad Rasulullah SAW, oleh karena itu harus melestarikan dan memperjuangkan ajaran tersebut
4. Tanda-tanda adanya Alllah itu ada pada diri manusia sendiri. Hal ini harus direnungkan dan diingat betul. Orang yang suka membicarakan dan memuji diri sendiri, akan dapat melemahkan semangat usahanya
5. Semua garis hidup manusia telah ditentukan di dalam Johar awal. Lalu kalau begitu, jawabannya,karena disesuaikan dengan ketentuan dan kegaiban yang dirasakan di jaman azali. Berdiri tegak sambil sendhakep adalah untuk menciptakan keheningan hati, menyatukan konsentrasi dan menyatukan segala gerakan dan ucapan
6. Ruku berarti tunduk kepada Yang Menciptakan, merasa sedih dan malu sampai Sang Pencipta muncul, lalu keluar air mata sehingga tenanglah kehidupan ruh manusia yang melakukan rukuk
7. Gerakan sujud dalam sholat bermula dari munculnya cahaya yang menandakan pentingnya sujud ke permukaan bumi. Adanya cahaya tersebut, manusia merasa berhadapan dengan wujud Allah SWT sehingga orang yang sujud yakin bahwa Allah SWT melihat diriNya( pelajaran tentang ikhsan ). Pada waktu sujud, bumi dan segala isi serta keindahannya tidak nampak oleh manusia, sehingga pada waktu itu yang dilihat hanya Allah SWT semata
8. Pada waktu duduk di antara sujud, seolah-olah seorang sedang bimbang menunggu kedatangan Allah. Walaupun tidak nampak datang, tetapi sesunguhnya Allah benar-benar ada dan Dialah satu-satunya tempat mengabdi. Sekali-kali jangan ada manusia yang menganggap dirinya itu sama dengan Allah SWT
9. Tidak ada manusia yang dapat menyamai Nabi Muhammad SAW, karena beliau adalah makhluk pilihan yang dimuliakan Allah SWT, yang selalu dikaruniai dengan pengetahuan rahasia.Nabi Muhammad SAW sering melakukan puasa
10. Akan dimuliakan Allah oleh Allah SWT manusia yang mau mengeluarkan shodaqoh, yang melakukan ibadah haji, yang rajin melaksanakan sholat
11. Sudahkah petunjuk iman terasa dalam dirimu ? Tauhid adalah pengetahuan yang penting untuk menyembah Allah SWT, ma’rifat harus dimiliki untuk mengetahui kejelasan yang terlihat, sedang ru’yat sebagai saksi adanya yang terlihat dengan nyata
12. Ketika Syekh Melaya bertanya mengapa ada orang yang masuk neraka, jawabnya adalah neraka disediakan buat manusia yang mempunyai sifat hewani, manusia yang tidak mengenal dan meniru tingkah laku Nabiyulloh, amnusia yang mengikuti bujuk rayu iblis, serta orang kafir yang menyembah kayu dan batu
13. Ruh Idhofi adalah yang kekal sampai hari kiamat, berasal dari Ruh Allah yang mendapat sinar Allah, yang senantiasa menerangi hati penuh kewaspadaan, selalu mawas diri, mencari kekurangan yang ada, selalu memprsiapkan diri, menghadapi kematian, serba pasrah kepada Allah SWT, merasa sebagai anak cucu Adam yang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan. Ruh idhofi sudah ada sebelum manusia diciptakan
14. Johar awallah yang menimbulkan sholat Daim, sholat yang tidak memerlukan air wudhu, yaitu sholat batin yang sebenarnya, sholat selama-lamanya selagi manusia masih hidup, dimana saja, kapan saja, dan bagaimanapun keadaannya
15. Kehidupan manusai itu ibarat wayang dengan layarya, sedang wayang tidak tahu warna dirinya. Oleh karena itu manusia memerlukan hidyat dari Allah SWT.Pengganti Allah adalah utusan Allah, yaitu Muhammad yang termasuk badan mukmin. Ruh mukmin identik dengan ruh idhofi
16. Disebut Iman Maksum kalau sudah mendapat ketetapan sebagai panutan ( suri tauladan ), yaitu mengikuti contoh nabi Muhammad. Kalau tidak mengikuti tauladan maka tidak mengetahui keislaman sehingga hidupnya akan tersesat, kufur serta kafir badannya. Orang kufur akan bingungkarena tiada pedoman manusia yang dapat diteladani
17. Fakir dekat denagn kafir, sebab kafir berarti buta tuli tidak mengerti tentang surga neraka. Fakir tidak akan mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak menyembah dan memujinya
18. Adapun wujud Dzatullah itu tidak satu makhluk apapun yang mengethaui. Sedang yang dimaksud dengan iman tauhid adalah meyakini adanya Allah SWT dan mengakui Muhammad sebagai rasulNya
19. Ruh idhofi ada di dalam diri manusia, namanya ma’rifat, hidupnya disebut syahadat ( kesaksian ), hidup tunggal di dalam hidup, rukuk sujud sebagai penghiasnya, ruku berarti dekat dengan Tuhan pilihan. Kalau sudah begitu maka tidak akan menderita dan tidak takut ketika menjelang ajal (sakratul maut )
20. Manusia harus mengakui sedalam-dalamnya bahwa keberadaannya karena Allah hidup dan menghidupi dirinya serta menghidupi semua makhluk hidup
21. Sholat adalah sarana pengabdisan hamba kepada Sang Pencipta, yang menjalankan sholat adalah raga, tetapi geraan raga terdorong oleh adanya iman yang hidup, sinarnya memancar dari ruh. Seandainya nyawa tidak hidup, maka tidak akan ada perbuatan
22. Allah SWT tidak berjumlah tiga. Semua yang hidup akan mati, lalu berganti hidup di akhirat. Kurang lebih tiga hari perubahan hidup tiu pasti terjadi. Tiga hari sebagai isyaratbahwa manusia terjadi dari tiga asal lahi, yaitu ayah, ibu dan Allah SWT. Setelah dititipkan selama 7 hari maka dikembalikan pada yang memberi amanat . Titipan tauhid dikembalikan pada hari ke 30. Kalau waktu menegembalikan itu menangis, pertanda, dia menyesali sewaktu masih hidup. Hal ini akan menimbulkan kesedihan yang berkepanjangan . Siapapun akan mengalami kesedihan itu karena merasa kehilangan, mati, yang terjadi pada hari ke 40. Pada waktu itu ruh jasad di hadapan Sang Pemberi. Pda hari ke 1000 sudah tidak ada lagi yang tertinggal. Pada waktu itu ruh kembali kepada Allah SWT dalam keadaan sempurna, seperti mula pertama diciptakan
23. Seluruh yang ada pada diri mausia dan lingkungannya bukan milik manusia, melainkan milik Sang Hyang Agung, oleh karena itu manusia harus angrogo sukmo yaitu hatinya sudah bulat menyatu sebagai kawulo gusti
24. Kalau sudah memahami serta menguasai amalan dan ilmu, manusia hendaknya waspada terhadap semua masalah. Manusia harus mampu ibarat mati didalam hidp atau hidup didalam mati. Itulah hidup abadi, yang mati aalah nafsunya, lahiriahnya badan yang menjalani mati
25. Banyak pemuka agama yang salah dalam penafsiran maupun menyampaikan suatu pesan sehingga justru mematikan pengertian yang benar. Ada pemuka agama yang ibarat seekor burung, mencari pohon rindang dengan banyak buahnya sekedar tempat bertengger. Disitu pula dia memperoleh kemuliaan hidup baru, ada yang berpangkat tinggi, ada yang ikut orang kaya, tetapi ada pula orang bodoh yang memanfaatkannya. Adapula yang justru terpaksa menjadi pemuka agama, menumpuk harta kekayaan dan banyak isteri, semuanya ingin mendapatkan yang serba lebih
26. Ada agamawan yang ingin mati bersama raganya dengan mempertinggi semedi. Sayang mereka tidak mengikuti petunjuk Allah SWT, tidak didukung oleh ilmu, sehingga kosong karena hanya mengandalkan fikiran walaupun badannya sampai kurus kering
27. Semedi mestinya hanya sebagai ragi, sedang ilmu sebagai pendukung. Semedi tanpa ilmu tidak akan berhasil, sedang ilmu tanpa semedi akan hambar yang juga tidak akan berhasil
28. Banyak pula agamawan palsu, ajarannya hanya setengah-setengah. Seorang diantara para sahabat itu dianggap yang paling berilmu, harus ditaati ucapannya, ketika berjalan harus disembah-sembah, biasanya bertempat tinggal di puncak gunung. Pengaruhnya sangat besar, bayak murid datang kepadanya untuk berguru, nasihatnya banyak sekali dan bermacam-macam, seperti gong besar yang dipukul, tetapi isinya tidak bermutu sehingga ruglah murid-murid yang bergru tersebut
29. Manusia bukan yang paling mulia diantara ciptaanNya dan harus menyadari bahwa isi jagad ini bukan hanya manusia, tetapi manusia ditugaskan menjadi Khalifah.

Interpretasi laku spiritual puasa dalam budaya Jawa



1. Puasa sebagai simbol keprihatinan dan praktek asketik.

Ciri laku spiritual tapa dan pasa adalah menikmati yang tidak enak dan tidak menikmati yang enak, gembira dalam keprihatinan. Diharapkan setelah menjalani laku ini, tidak akan mudah tergoda dengan daya tarik dunia dan terbentuk pandangan spiritual yang transenden. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa pasa bertujuan untuk penyucian batin dan mencapai kesempurnaan ruh.

2. Puasa sebagai sarana penguatan batin

Dalam hal ini pasa dan tapa merupakan bentuk latihan untuk menguatkan batin. Batin akan menjadi kuat setelah adanya pengekangan nafsu dunia secara konsisten dan terarah. Tujuannya adalah untuk mendapat kesaktian, mampu berkomunikasi dengan yang gaib-gaib: Tuhan ataupun makhluk halus.

Interpretasi pertama dan kedua di atas acapkali berada dalam satu pemaknaan saja. Hal ini karena pandangan mistik yang menjiwainya, dan berlaku umum dalam dunia tasawuf. Dikatakan oleh Sayyid Husein Nasr, ”Jalan mistik sebagaimana lahir dalam bentuk tasawuf adalah salah satu jalan di mana manusia berusaha mematikan hawa nafsunya di dalam rangka supaya lahir kembali di dalam Ilahi dan oleh karenanya mengalami persatuan dengan Yang Benar” (Nasr, 2000)

3. Puasa sebagai ibadah.

Bagi orang Jawa yang menjalankan syariat Islam. puasa seperti ini dijalankan dalam hukum-hukum fiqihnya. Islam yang disadari adalah Islam dalam bentuk syariat, dan kebanyakan hidup di daerah santri dan kauman.

Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana

dan atas ijin serta kehendakNYA.

Puasa dalam Masyarakat Jawa



Pada saat ini terdapat bermacam-macam jenis puasa dalam masyarakat Jawa. Ada yang sejalan dengan fiqih Islam, namun banyak juga yang merupakan ajaran guru-guru kebatinan ataupun warisan jaman Hindu-Buddha. Kata pasa (puasa) hampir dapat dipertukarkan dengan kata tapa (bertapa), karena pelaksanaan tapa (hampir) selalu dibarengi pasa.

Macam-macam puasa berdasarkan tradisi jawa adalah sebagai berikut.

1. Mutih

Ketika melakukan puasa mutih, seseorang tidak dibolehkan memakan apa-apa kecuali nasi putih dan air putih saja. Ketika dikonsumsi, nasi putihnya pun tidak boleh ditambah bahan apapun termasuk gula dan garam. Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu sebelumnya dan membaca mantra tertentu.


2. Ngeruh

Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran/buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur, dan sebagainya.


3. Ngebleng

Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya-pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.


4. Pati Geni

Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan didalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya).


5. Ngelowong

Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-puasa diatas Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam). Diperbolehkan keluar rumah.


6. Ngrowot

Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja. Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.


7. Nganyep

Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Mutih, perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.


8. Ngidang

Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.


9. Ngepel

Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari


10. Ngasrep

Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.


11. Senin - kamis

Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini identik dengan agama islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.


12. Wungon

Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.


13. Tapa Jejeg

Tidak duduk selama 12 jam


14. Lelono

Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri).


15. Kungkum

Kungkum merupakan tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku spiritual merasakan sensasi yang dahsyat dalam melakukan tapa ini. Ada beberapa tatacara tapa kungkum yang harus dipatuhi dan biasanya dilakukan semala 7 malam.


16. Ngalong

Tapa ini juga begitu unik karena dilakuakn dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.


17. Ngeluwang

Tapa Ngeluwang adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan gaib dan menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat yang sangat sepi.

Untuk memahami makna puasa menurut budaya Jawa, perlu diingat beberapa hal. Pertama, dalam menjalani laku spiritual puasa, tata caranya berdasarkan panduan guru-guru kebatinan, ataupun lahir dari hasil penemuan sendiri para pelakunya. Sedangkan untuk mengetahui sumber panduan guru-guru kebatinan, kita harus melacak tata cara keyakinan pra Islam-Jawa. Kedua, ritual puasa ini sendiri bernuansa tasawuf / mistik. Sehingga penjelasannya pun memakai sudut pandang mistis dengan mengutamakan rasa dan mengesampingkan akal / nalar. Ketiga, dalam budaya mistik Jawa terdapat etika guruisme, di mana murid melakukan taklid buta pada Sang Guru tanpa menonjolkan kebebasan untuk bertanya. Oleh karena itu, interpretasi laku spiritual puasa dalam budaya Jawa tidak dilakukan secara khusus terhadap satu jenis puasa, melainkan secara umum.

Spiritualitas Jawa


Sejak jaman awal kehidupan Jawa (masa pra Hindu-Buddha), masyarakat Jawa telah memiliki sikap spiritual tersendiri. Telah disepakati di kalangan sejarawan bahwa, pada jaman jawa kuno, masyarakat Jawa menganut kepercayaan animisme-dinamisme. Yang terjadi sebenarnya adalah: masyarakat Jawa saat itu telah memiliki kepercayaan akan adanya kekuatan yang bersifat: tak terlihat (gaib), besar, dan menakjubkan. Mereka menaruh harapan agar mendapat perlindungan, dan juga berharap agar tidak diganggu kekuatan gaib lain yang jahat (roh-roh jahat) (Alisyahbana, 1977).

Hindu dan Buddha masuk ke pulau Jawa dengan membawa konsep baru tentang kekuatan-kekuatan gaib. Kerajaan-kerajaan yang berdiri memunculkan figur raja-raja yang dipercaya sebagai dewa atau titisan dewa. Maka berkembanglah budaya untuk patuh pada raja, karena raja diposisikan sebagai ‘imam’ yang berperan sebagai pembawa esensi kedewataan di dunia (Simuh, 1999). Selain itu berkembang pula sarana komunikasi langsung dengan Tuhan (Sang Pemilik Kekuatan), yaitu dengan laku spiritual khusus seperti semedi, tapa, dan pasa (berpuasa).

Jaman kerajaan Jawa-Islam membawa pengaruh besar pada masyarakat, dengan dimulainya proses peralihan keyakinan dari Hindu-Buddha ke Islam. Anggapan bahwa raja adalah ‘Imam’ dan agama ageming aji-lah yang turut menyebabkan beralihnya agama masyarakat karena beralihnya agama raja, disamping peran aktif para ulama masa itu. Para penyebar Islam –para wali dan guru-guru tarekat- memperkenalkan Islam yang bercorak tasawuf. Pandangan hidup masyarakat Jawa sebelumnya yang bersifat mistik (mysticism) dapat sejalan, untuk kemudian mengakui Islam-tasawuf sebagai keyakinan mereka.

Spiritual Islam Jawa, yaitu dengan warna tasawuf (Islam sufi), berkembang juga karena peran sastrawan Jawa yang telah beragama Islam. Ciri pelaksanaan tasawuf yang menekankan pada berbagai latihan spiritual, seperti dzikir dan puasa, berulang kali disampaikan dalam karya-karya sastra. Petikan serat Wedhatama karya K.G.A.A. Mangku Negara IV:

Ngelmu iku kalakone kanthi laku. Lekase lawan kas, tegese kas nyamkosani. Setya budya pangekese dur angkara (Pupuh Pucung, bait I)

Artinya:

Ngelmu (ilmu) itu hanya dapat dicapai dengan laku (mujahadah), dimulai dengan niat yang teguh, arti kas menjadikan sentosa. Iman yang teguh untuk mengatasi segala godaan rintangan dan kejahatan.(Mengadeg, 1975).

Di sini ngelmu lebih dekat dengan ajaran tasawuf, yaitu ilmu hakikat / ilmu batin, karena dijalani dengan mujahadah / laku spiritual yang berat (Simuh, 1999). Dalam masyarakat Jawa, laku spiritual yang sering dilakukan adalah dengan tapa, yang hampir selalu dibarengi dengan pasa (berpuasa).

Alam pikiran dan pandangan hidup orang Jawa



Alam pikiran dan pandangan hidup orang Jawa

Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Pusat yang dimakusd disini dalam pengertian ini adalah yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan, dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung dengan dunia atas.

Sebagian besar orang Jawa termasuk dalam golongan bukan muslim santri yaitu yang mencampurkan beberapa konsep dan cara berpikir Islam dengan pandangan asli mengenai alam kodrati dan alam adikodrati.

Pandangan hidup merupakan suatu abstraksi dari pengalaman hidup. Pandangan hidup adalah sebuah pengaturan mental dari pengalaman hidup yang kemudian dapat mengembangkan suatu sikap terhadap hidup.

Ciri pandangan hidup orang Jawa adalah realitas yang mengarah kepada pembentukan kesatuan numinus antara alam nyata, masyarakat, dan alam adikodrati yang dianggap keramat. Orang Jawa bahwa kehidupan mereka telah ada garisnya, mereka hanya menjalankan saja.

Dasar kepercayaan Jawa atau Javanisme adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini pada hakekatnya adalah satu atau merupakan kesatuan hidup. Javanisme memandang kehidupan manusia selalu terpaut erat dalam kosmos alam raya. Dengan demikian kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan pengalaman-pengalaman yang religius.

Alam pikiran orang Jawa merumuskan kehidupan manusia berada dalam dua kosmos (alam) yaitu makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan pandangan hidup terhadap alam semesta yang mengandung kekuatan supranatural dan penuh dengan hal-hal yang bersifat misterius. Sedangkan mikrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan pandangan hidup terhadap dunia nyata. Tujuan utama dalam hidup adalah mencari serta menciptakan keselarasan atau keseimbangan antara kehidupan makrokosmos dan mikrokosmos.

Dalam makrokosmos pusat alam semesta adalah Tuhan. Alam semesta memiliki hirarki yang ditujukan dengan adanya jenjang alam kehidupan orang Jawa dan adanya tingkatan dunia yang semakin sempurna (dunia atas-dunia manusia-dunia bawah). Alam semesta terdiri dari empat arah utama ditambah satu pusat yaitu Tuhan yang mempersatukan dan memberi keseimbangan.

Sikap dan pandangan tehadap dunia nyata (mikrokosmos) adalah tercermin pada kehidupan manusia dengan lingkungannya, susunan manusia dalam masyarakat, tata kehidupan manusia sehari-hari dan segala sesuatu yang nampak oleh mata. Dalam mengahdapi kehidupan manusia yang baik dan benar didunia ini tergantung pada kekuatan batin dan jiwanya.

Pembagian Kasta di Jawa



Berdasarkan golongan sosial, orang Jawa diklasifikasi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Wong cilik (orang kecil) terdiri dari petani dan mereka yang berpendapatan rendah.

2. Kaum Priyayi terdiri dari pegawai dan orang-orang intelektual

3. Kaum Ningrat gaya hidupnya tidak jauh dari kaum priyayi

Selain dibedakan golongan sosial, orang Jawa juga dibedakan atas dasar keagamaan dalam dua kelompok yaitu:

1. Jawa Kejawen yang sering disebut abangan yang dalam kesadaran dan cara hidupnya ditentukan oleh tradisi Jawa pra-Islam. Kaum priyayi tradisional hampir seluruhnya dianggap Jawa Kejawen, walaupun mereka secara resmi mengaku Islam

2. Santri yang memahami dirinya sebagai Islam atau orientasinya yang kuat terhadap agama Islam dan berusaha untuk hidup menurut ajaran Islam.


Masalah waktu mencari rejeki/rizki (Adat Jawa)

Bila hari ahad pagi, rizki besar hingga tengah hari, dari tengah hari hingga terbenan matahari rizki kecil

Bila hari senin pagi rizki kecil hingga tengah hari, dari tengah hari hingga terbenan matahari rizki besar

Bila hari selasa pagi, rizki condong ke timur, kala tengah hari hingga waktu ashar rahayu

Bila hari rabu pagi kala condong ke timur rizki kecil, tengah hari lingsir ke barat rahayu, ashar rizki besar

Bila hari kamis pagi rahayu, lingsir ke timur rizki besar, kala tengah hari rizki kecil, dari barat hingga ashar rahayu

Bila hari jum’at pagi kala lingsir ke timur rizki kecil, dari lingsir kebarat hingga ashar rahayu

Bila hari sabtu pagi lingsir ke timur rizki kecil, kala lingsir ke barat riski besar

Masalah Hari untuk mencari Sandang Pangan (Adat Jawa)

  1. Bila hari Jum’at Kliwon, maka sandang berada di barat , pangan di selatan, sakit berada di selatan
  2. Bila hari Sabtu Legi, maka sandang berada di selatan , pangan dan sakit di barat, pati berada di Timur
  3. Bila hari Ahad Pahing, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan timur, pati berada di utara
  4. Bila hari Senen Pon, maka sandang berada di utaras , pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di barat
  5. Bila hari Selasa Wage, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur, pati berada di barat
  6. Bila hari Rabu Kliwon, maka sandang berada di utara , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di selatan
  7. Bila hari Kamis Legi, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
  8. Bila hari Jum’at Pahing, maka sandang berada di barat , pangan di barat, sakit dan pati berada di selatan
  9. Bila hari Sabtu Pon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara
  10. Bila hari Ahad Wage, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan, dan pati di utara
  11. Bila hari Senen Kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara
  12. Bila hari Selasa Legi, maka sandang berada di utara , pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di utara
  13. Bila hari Rabu Pahing, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di selatan
  14. Bila hari Kamis Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
  15. Bila hari Jum’at Wage, maka sandang berada di barat , pangan di selatan, sakit berada di utara dan pati di timur
  16. Bila hari Sabtu kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di utara
  17. Bila hari Ahad Legi, maka sandang berada di timur , pangan dan sakit berada di utara dan pati di selatan
  18. Bila hari Senen Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati di utara
  19. Bila hari Selasa Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, pati berada di utara
  20. Bila hari Rabu Wage, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di barat
  21. Bila hari kamis Kliwon, maka sandang berada di timur , pangan di selatan, sakit berada di barat dan pati di utara
  22. Bila hari Jum’at Legi, maka sandang dan pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
  23. Bila hari Sabtu Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat
  24. Bila hari Ahad Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati utara
  25. Bila hari Senen Wage, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat
  26. Bila hari Selasa Kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara
  27. Bila hari Rabu Legi, maka sandang berada di utara , pangan di selatan, sakit berada di barat dan pati di timur
  28. Bila hari Kamis Pahing, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
  29. Bila hari Jum’at Pon, maka sandang berada di barat , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
  30. Bila hari Sabtu Wage, maka sandang berada dan pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di barat
  31. Bila hari Ahad Kliwon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
  32. Bila hari Senen Legi, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat
  33. Bila hari Selasa Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di barat dan pati di timur
  34. Bila hari Rabu Pon, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara
  35. Bila hari kamis Wage, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Pertemuan Hari Pasaran (Adat Jawa)



Bila bertemu “Tujuh” maka itu jelasnya Bumi

Bila bertemu “ Delapan “ maka itu jalannya Api

Bila bertemu “Sembilan” maka itu jalannya ‘Arsy empat

Bila bertemu “Sebelas” maka itu jalannya Bunga

Bila bertemu “ Duabelas” maka itu jalannya Syetan

Bila bertemu “ Tigabelas” maka itu jalannya Bintang

Bila bertemu “ Empatbelas” maka itu jalannya Bulan

Bila bertemu “Limabelas” maka itu jalannya Matahari

Bila bertemu “ Enambelas” maka itu jalannya Air

Bila bertemu “Tujuhbelas” maka itu jalannya Bumi

Bila bertemu “Delapanbelas” maka itu jalannya Api

Mengetahui Jalannya Hitungan Hari Pasaran (Adat Jawa)

  1. Bila hari “Legi” hitungannya bertemu “lima”, timur tempatnya, rupanya putih, kotanya selaka, lautnya santan kelapa, burungnya bangau, kayunya sekar petak, wayangnya Narada
  2. Bila hari “Pahing” hitungannya bertemu “sembilan” selatan tempatnya, rupanya merah, kotanya tembaga, lautnya darah, burungnya kuning, kayunya ingas, wayangnya Batara Brahma
  3. Bila hari “Pon” hitungannya bertemu “tujuh” , barat tempatnya, rupanya kuning, kotanya kencana, lautnya madu, burungnya kepodang, kayunya kemuning wayangnya Batara Kamajaya
  4. Bila hari “ Wage” hitungannya bertemu “empat” utara tempatnya, rupanya hitam, kotanya besi, lautnya nila, burungnya dandang, kayunya telasih, wayangnya batara Wisnu
  5. Bila hari “Kliwon” hitungannya bertemu “delapan” tengah persis tepatnya, rupanya ada putih ada merah, ada kuning majupat, kotanya selaka, tembaga, kencana, besi, lautnya majupat timur santan kelapa, selatan darah, barat madu, utara nila sedangkan burungnya bayan dengan ules bermacam-macam.

Mengetahui Jalannya Hitungan Hari Mingguan (Adat Jawa)

  1. Bila hari “Ahad” hitungannya bertemu “lima”, utara tempatnya , rupanya kelabu dan Nabinya Nuh
  2. Bila hari “ Senin” hitungannya bertemu “empat” penghidupannya selatan, rupanya kuning, Nabinya Musa
  3. Bila hari “Selasa” hitungannya bertemu “tiga” penghidupannya selatan barat, rupanya merah kuning, Nabinya Isa
  4. Bila hari “Rabu” hitungannya bertemu “tujuh” penghidupannya selatan timur, rupanya hitam putih, Nabinya Ibrahim
  5. Bila hari “Kamis” hitungannya bertemu “delapan” penghidupannya di timur persis, rupanya merah, Dewi Fatimah
  6. Bila hari “Jum’at” hitungannya bertemu “enam” penghidupannya di barat persis, rupanya hitam, Nabinya Muhammad
  7. Bila hari “Sabtu” hitungannya bertemu “Sembilan” penghidupannya utara barat, rupanya putih, Nabinya Yusuf

Neptu Hari (Adat Jawa)

Minggu Pon : 12
Senin Pon : 11
Selasa Pon : 10
Rabu Pon : 14
Kamis Pon : 15
Jum’at Pon : 13
Sabtu Pon : 16
Minggu Kliwon : 13
Senin Kliwon : 12
Selasa Kliwon : 11
Rabu Kliwon : 15
Kamis Kliwon : 16
Jum’at Kliwon : 14
Sabtu Kliwon : 17
Minggu Pahing : 14
Senin Pahing : 13
Selasa Pahing : 12
Rabu Pahing : 16
Kamis Pahing : 17
Jum’at Pahing : 15
Sabtu Pahing : 18
Minggu Wage : 9
Senin Wage : 8
Selasa Wage : 7
Kamis Wage : 12
Jum’at Wage : 10
Sabtu Wage : 13
Minggu Legi : 10
Senin Legi : 9
Selasa Legi : 8
Rabu Legi : 12
Kamis Legi : 13
Jum’at Legi : 11
Sabtu Legi : 14

Jenis-jenis Daya yang di miliki Manusia



Di bagi dalam 4 jenis daya yang berada dalam diri manusia , yakni :
Daya dari pusat atau latifah atau ingsun yakni syaraf rasa yang berada dalam kulit daging dan bersentral pada titik tertentu yakni antara 2 alis mata, pusat dada, bawah pusar dan pada telapak tangan
Daya dari sedulur papat yaitu kakang kawah adhi ari-ari, darah ibu dan puser (potongan tali pusat )
Daya dari sedulur pancer (bayang-bayang manusia ) atau kumayan
Daya batin manusia ( cipta, rasa dan karsa)

Daya dari pusat inti latifah ada pada 7 tempat yakni :
Adhara terletak di atas dubur
Adhisthara terletak diantara kemaluan dan pusar
Manipura terletak pada pusar
Anchara terletak pada dada (hati)
Wisudhi terletak pada tenggorokan
Ayana terletak diantara 2 alis mata
Sahasraya terletak pada ubun-ubun (puncak otak)

Ketujuh puncak daya itu di sebut padma atau cakra (putaran) dan semuanya menyatu dalam putaran yang terus menerus melalui 3 pusat syaraf (nadi). Urat syaraf pokok berada pada jalur tulang belakang, dimulai dari bawah naik ke atas menembus pusat-pusat mitis tadi dan berakhir diantara alis. Dua urat syaraf yang lebih kecil melingkar seperti lingkaran ular , dari kiri ke kanan dan yang lain dari kanan ke kiri . Keduanya melingkar naik ke atas menuju tempat diantara kedua alis dengan melingkari tiap pusat mitis tanpa menembusnya sampai keduanya bertemu di tempat diantara kedua alis , lalu berpisah lagi, yang satu dari sisi kiri memasuki lubang hidung kiri sedangkan yang lain dari sisi kanan memasuki lubang hidung kanan. Menurut kepercayaan sedulur papat itu setiap 35 hari sekali di berikan makanan berupa jenang merah putih, jajanan pasar, dan sesuai weton kelahiran dan sebelumnya di dahului dengan mengurangi tidur dan berpuasa.

Memahami Hakikat Warna Cahaya Hidup

  1. Cahaya Putih : warna inti pertama yang menyimbolkan manifestasi air, dan memiliki sifat, watak dan kemampuan serat symbol nafsi muthmainah atau spiritual religius, jujur, menerima apa adanya dan kemampuan air ini adalah melarutkan, menghancurkan, daya tairk, angkat, sejuk, menyegarkan, dll. Dan orang yang memiliki daya ini dapat menolong orang lain sesuai dengan sifat air tersebut ( seperti air di belah). Dan untuk memperoleh daya air ini manusia harus memiliki itikad baik yang kemauan mutlak dengan berbagai cara, seperti berendam dalam air jernih yang mengalir selama beberapa periode agar terserap daya air ini ke dalam seluruh jaringan tubuhnya, dan dilakukan secara teratur. Dan pada manusia secara alami sebetulnya sudah tertanam daya ini mulai dari air ketuban yang melingkupi bayi sejak dalam kandungan, air embun khususnya yang berada di ujung ilalang pada siang hari dan tertiup angina dan hanya ada pada masa kemarau, air dalam buah kelapa yang masih muda yang biasanya hanya ada setetes saja , uap air yang terdapat di tutup panci sewaktu merebus air, atau yang paling mudah adalah endapan air laut yaitu garam dilarutkan kembali dengan air yang telah direbus.
  2. Cahaya Merah : merupakan warna inti kedua yang menyimbolkan manifestasi api, dan mendasari watak, kemampuan serta symbol nafsi amarah, memiliki watak, hidup dinamis, awas, teliti, semangat, ambisi, emosi, pemberontak, iri, dengki, culas, pembohong. Cipta dari daya hidupnya adalah merupakan luapan dari energi yang bergerak bersifat prabawa, mengembangkan, memekarkan dan juga memiliki daya menghancurkan, membasmi, meledakkan, membakar dan biasanya orang yang menguasai energi api ini disebut menguasai biotermis dan daya inilah yang memproses pertukaran zat dalam tubuh sehingga melangsungkan kehidupan dan memperpanjang kehidupan, tetapi juga bisa mengahanguskan, dan menghancurka kehidupan yang lain. Daya energi ini dapat di diserap tubuh pada saat pagi hari ( sejak matahari terbit – 10.00) , daya ini bersifat bioelektronis dan akan membentuk daya biotermis dan biomagnetis. Dengan memusatkan nalar budi, cipta dan batin di sertai nafas teratur dan kontinyu akan sangat bermanfaat bagi kesehatan .
  3. Cahaya Kuning : merupakan warna inti ketiga, yang merupakan manifestasi dari angin dan mendasari sifat, watak dan kemampuan serta symbol dari sufiah dan memiliki watak seni budaya , sopan santun, kasih saying, cantik, rapi, toleransi, manusiawi, semu, palsu, gensi, cabul, boros, konsumtif, daya geraknya sperti angin menghidupi, menumbuhkan, menyatu, membaur, menyusup dan daya penyangga mendorong, membongkar, daya angkat, menembus jaringan, dan orang yang menguasai daya ini biasanya di sebut menguasai daya multikomplek/serbaguna, karena dalam angin terkandung energi uap bumi, energi panas, maupun air dan juga sebagai tenaga penghantar tenaga-tenaga gaib seperti ether, listrik, suara, bau, magic. Cahaya kuning juga bisanya bisa sebagai symbol datangnya wahyu, pulung, keluhuran atau nilai unggul
  4. Cahaya Hitam : merupakan warna inti keempat, yang menyimbolkan manifestasi dari bumi atau tanah dan mendasari watak, sifat dan kemampuan serta symbol nafsi lawwammah yang bersifat produktif, materi, kreatif, inovatif, bisosiatif(mampu memperbaiki system kea rah lebih baik dan mampu mengarahkan potensi lingkungan dengan baik untuk direalisasikan dengan ketangguhan momentum kerja secara tepat ), tega, egois, sadis, jahat, daya cipta suara hatinya menumbuhkan, langgeng serta daya penyangga menghisap, segala sesuatu melebur atau menetralkan tapi juga mematikan. Secara lahiriah sebenarnya tidak tampak tapi sesungguhnya sangat dominant di banding tiga warna lainnya karena merupakan manifestasi pancaran anasir bumi yang ada dalam diri manusia. Dan daya ini diserap tubuh dengan sangat sederhana ; 1. berdiri tegak lurus, 2. rileks, 3. tata nafas diperhalus, perlahan dan teratur, 4. membayangkan wajah sendiri (konsentrasi), 5. menyebut nama Allah memohon anugerah daya inti bumi.
  5. Cahaya Gemerlapan : sinar zamrud merupakan cahaya gabungan (hasil induksi dari cahaya inti yang saling berdempetan sehingga membentuk warna baru sebagai cahaya pamor(campuran). Merah kuning menjadi hijau, hitam putih jadi abu-abu, dst. Walaupun menjadi gabungan namun tetap tergolong sebagai cahaya dominant yang ada dalam alam semesta ini, karena ini merupakan cahaya hidup yang berpengaruh dan berada dalam tubuh manusia , sedangkan sifat dan watak dan kemampuan yang menonjol dari cahaya-cahaya tersebut adalah sebagai berikut :
  6. Cahaya Hijau : merupakan gabungan yang menyimbolkan manifestasi dari anasir tumbuhan, yang mendasari watak atau sifat dan kemampuan; religius, damai, tentram, tenang,dan memiliki daya getar kemampuan menghidupi, berkembang, mengayomi dan daya penyangga menghisap, menyerap segala sesuatu dan menetralkan
  7. Cahaya Biru : merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi anasir langit dan mendasari sifat, watak dan kemampuan ; sembada(kuat, kukuh, patuh, layak), terampil, watak kepemimpinan, dan cipta suara hati luas pandangan hidupnya mengayomi, menentramkan, selalu berada di depam, dan daya penyangga merangkum segala sesuatu, menyatukan lembut tetapi kuat, tekad kuat.
  8. Cahaya ungu : merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi dari anasir langit menjelang pagi antara pukul 03.00 – 05.00, dan mendasari watak, sifat dan kemampuan ; hamangku ( melindungi, menjaga) hamengkoni ( melingkupi merangkum dan menguatkan), prabawa, sugestif ( cepat tanggap, kuat pengaruh dan ginugu ( dipercaya dan dianut kata-katanya),. Cipta suara hatinya daya getar hidupnya memiliki kemampuan anasir langit pagi hari, yakni ; menyejukkan, perasaaan sesama, menentramkan segala hal, mantap langkah hidupnya dan daya penyangganya adalah membingungkan lawan, mendobrak menghancurkan dan mematikan
  9. Cahaya Abu- Abu : merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi dari anasir mega/ awan, dan mendasari watak, sifat dan kemampuan ; mobah mosik (selalu bergerak gerik, berubah-ubah, tidak tetap pendirian, pintar beradaptasi, gampang bergaul, supel. Cipta suara hatinya menggelapkan suasana, menimbulkan saling curiga, mengadu domba dan memiliki daya penyangga memporak porandakan lawan, memanfaatkan tenaga lawan, mengecoh sasaran.

Ajaran Ki Ageng Selo



 pepali-ku ajinen mbrekati
tur selamet sarta kuwarasan
pepali iku mangkene :
- awja agawe angkuh
- awja ladak lan ajwa jail
- awja ati serakah
- awja celimut
- awja mburu aleman
- awja ladak, wong ladak pan gelis mati
- lan ajwa laku ngiwa

 ajaranku hargai agar memberkahi
lagipun selamat, sehat
ajaran itu demikian :
- jangan berbuat angkuh
- jangan bengis dan jangan jahil
- jangan tamak hatimu
- jangan pun panjang tangan (suka mencuri)
- jangan memburu pujian
- jangan angkuh, yang angkuh cepat mati
- jangan hendak bersikap negatif/buruk

Sedulur Papat Antara Keyakinan Jawa dan Islam


Sedulur Papat Antara Keyakinan Jawa dan Islam

Keberadaan kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Semenjak pertama kali kita diturunkan ke alam dunia lewat rahim ibu, Allah sudah menitahkan adanya penjaga-penjaga yang senantiasa mendampingi kita hidup di alam dunia. Dan sesuai dengan perintah Allah, para penjaga-penjaga itu dengan setia senantiasa berada di sekeliling kita.



Bagi orang Jawa, khususnya orang yang memahami tentang Ilmu Jawa kuno, adanya para penjaga tersebut dikenal dengan sebutan “Sedulur Papat”. Siapa saja Sedulur Papat itu? Sedulur papat yang dikenal masyarakat yang memahami Ilmu Jawa kuno adalah:
1. Kakang Kawah (Air Ketuban)
2. Adhi Ari-Ari (Ari-ari)
3. Getih (Darah)
4. Puser (Pusar)

Kakang Kawah
Yang disebut dengan Kakang Kawah adalah air ketuban yang menghantarkan kita lahir ke alam dunia ini dari rahim ibu. Seperti kita ketahui, sebelum bayi lahir, air ketuban akan keluar terlebih dahulu guna membuka jalan untuk lahirnya si jabang bayi ke dunia ini. Lantaran air ketuban (kawah) keluar terlebih dulu, maka masyarakat Jawa menyebutnya Kakak/Kakang (saudara lebih tua) yang hingga kini dikenal dengan istilah Kakang Kawah.

Adhi Ari-Ari
Sedangkan yang disebut dengan adhi ari-ari adalah ari-ari jabang bayi itu sendiri. Urutan kelahiran jabang bayi adalah, air ketuban terlebih dulu, setelah itu jabang bayi yang keluar dan dilanjutkan dengan ari-ari. Karena ari-ari tersebut muncul setelah jabang bayi lahir, maka masyarakat Jawa biasanya mengenal dengan sebutan Adhi/adik Ari-ari.

Getih
Getih memiliki arti darah. Dalam rahim ibu selain si jabang bayi dilindungi oleh air ketuban, ia juga dilindungi oleh darah. Dan darah tersebut juga mengalir dalam sekujur tubuh si jabang bayi yang akhirnya besar dan berwujud seperti kita ini.

Puser
Istilah Puser adalah sebutan untuk tali pusar yang menghubungkan antara seorang ibu dengan anak yang ada dalam rahimnya. Dengan adanya tali pusar tersebut, apa yang dimakan oleh sang ibu, maka anaknya pun juga ikut menikmati makanan tersebut dan disimpan di Ari-Ari. Disamping itu, pusar juga digunakan oleh si jabang bayi untuk bernapas. Oleh karena itu, hubungan antara ibu dengan anaknya pasti lebih erat lantaran terjadinya kerjasama yang rapi untuk meneruskan keturunan. Semuanya itu atas kehendak dari Allah Yang Maha Kuasa.

Ketika seorang jabang bayi lahir ke dunia dari rahim ibu, maka semua unsur-unsur itu keluar dari tubuh si ibu. Unsur-unsur itulah yang oleh Allah ditakdirkan untuk menjaga setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Maka bila masyarakat Jawa hingga kini mengenal adanya doa yang menyebut saudara yang tak tampak mata itu secara lengkap yaitu
“KAKANG KAWAH, ADHI ARI-ARI, GETIH, PUSER, KALIMO PANCER”.


Pancer
Lalu siapakah yang disebut dengan istilah Pancer? Yang disebut dengan istilah Pancer itu adalah si jabang bayi itu sendiri. Artinya, sebagai jabang bayi yang berwujud manusia, maka dialah pancer dari semua ‘saudara-saudara’nya yang tak tampak itu.

Kesamaan Dengan Islam
Antara ajaran Jawa kuno dengan Islam ada kesamaannya. Dalam Islam disebutkan bahwa setiap manusia dijaga oleh malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah. Siapa saja malaikat-malaikat itu? Malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk setiap manusia itu antara lain, Jibril, Mikail, Izroil dan Isrofil.

Nah, kesamaan antara ajaran Jawa kuno dan Islam tersebut yakni Kakang Kawah yang disebutkan sebagai pembuka jalan si jabang bayi, itu di Islam dianggap sama dengan Jibril (Penyampai Wahyu). Malaikat Jibril lah yang membuka jalan bagi keselamatan sang bayi hingga lahir ke dunia.

Sedangkan Adhi Ari-ari yang disebut-sebut di dalam ajaran Jawa kuno, di dalam Islam dianggap sama dengan Mikail (Pembagi Rezeki). Karena lewat Ari-Ari itulah si jabang bayi dapat hidup dengan sari-sari makanan yang didapatkan dari seorang ibu.

Sementara Getih (darah) , bagi orang Jawa kuno, pada pemahaman orang Islam dianggap sama dengan keberadaan malaikat Izroil (pencabut nyawa). Buktinya, jika tidak ada darahnya, apakah manusia bisa hidup?

Yang terakhir adalah Puser. Dalam pemahaman masyarakat Jawa kuno, Puser adalah sambungan tali udara (napas) antara sang ibu dengan anaknya. Nah, pada pemahaman Islam, Puser ini dianggap sama dengan Isrofil (Peniup Sangkakala). Meniup sangkakala menjelang kiamat Qubro (kiamat Besar) adalah dengan napas.

Oleh karena itu, kita wajib mengenali siapa penjaga-penjaga tak nampak yang sudah diperintahkan Allah untuk senantiasa mendampingi kita. Dengan kita mengenali keberadaan mereka, akhirnya mereka nantinya bisa mawujud (berwujud). Dan yang perlu diingat lagi, jika kita sudah melihat wujud mereka, maka hendaknya kita senantiasa memuji atas kebesaran Allah yang Maha Agung. Karena atas titah Allah-lah kita semua bisa hidup berdampingan dengan penjaga-penjaga yang disebut dengan Sedulur Papat, Kalimo Pancer.

Menyembahnya hati dan cipta tiga perkara kepada Allah SWT (Menurut Mas Muhtanto)

1. ELING

 Yang dimaksud eling, itu artinya: bakti kepada Allah yang Maha Tunggal (Esa) dengan selalu mengingat-Nya. Ingatlah kapanpun dan dimanapun. Dengan selalu mengingat Allah secara terus menerus bisa menuntun kita untuk selalu berbuat baik, yaitu bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, yang nyata dan yang semu, dan yang kekal dengan yang sementara.

2. PRACAYA (Piyandel/Percaya/Keyakinan)

Walaupun beberapa golongan, ada yang meremehkan tentang bab keyakinan/percaya, namun sebenarnya itu jadi hal yang sangat penting, atau tali yang kuwat, yang bisa menggandeng antara rasakita dengan Allah. Bagaimana  Allah akan menolong kita, kalau kita tidak punya keyakinan/kepercayaan kepada-Nya. Karena tidak ada tali penggandeng yang mendatangkan daya pertolongan itu. Maka dari itu apabila kita ingin mendapatkan pertolongan dari-Nya. Kita harus yakin/percaya kepada-Nya.

3. MITUHU

Yang dimaksud mituhu, yaitu mematuhi perintah Allah yang telah diturunkan kepada Rasulullah sebagai penuntun/panutan kita. Sesungguhnya kewajiban kita itu banyak, tapi ringkasannya cuma satu, yaitu: niyat melakukan perintah yang telah Allah berikan, karena semua berawal dari niat lalu akan muncul kemauan. walaupun kita kedatangan perkara apa saja, tidak boleh sekalipun lupa akan niat kita tadi, karena sejatinya tidak ada pakaryan utama yang datang kepada kita, yang bukan pakaryan dari Allah. Semua perbuatan baik dan mulia pada semua manusia. itu pakaryan Allah. Manusia memiliki takdir masing-masing lakukanlah sesuai kemampuan diri pribadi, dengan cara hati-hati dan teliti supaya sebisa mungkin pakaryan tadi terlaksana dengan sempurna. jangan kita berkeinginan cepat-cepat mengerjakan pakaryan besar, atau mengharap datangnya pakaryan besar, karena pakaryan besar itu jarang datangnya, yang sering kita jumpai adalah pakaryan yang kecil-kicil. Kita jangan meremehkan dengan pakaryan kecil-kecil itu, sebab jika kita belum terbiasa mengerjakan pakaryan yang mudah, bagaimana cara kita akan bisa mengerjakan pakaryan yang sulit. maka dari itu apapun yang kita temui, lakukanlah dengan sungguh-sungguh disertai kesucian hati.
Kalau kita sungguh-sungguh MITUHU kepada tuntunan Rasulullah Muhammad SAW, tidak ada perkara yang bisa menyimpangkan kita dari jalan keutamaan yang kita lakukan. Walaupun ada godaan dan rintangan apapun itu, seperti: kecintaan terhadap keduniawian. kita harus tetap berjalan di jalan keutamaan . kita harus melakukan apa yang Rasulullah telah ajarkan semua ajarannya itulah jalan keutamaan. maka dari itu jalan tadi harus menyatu dengan diri dan hati serta jiwa kita, jangan sampai ada celah sedikitpun.